Rabu, 02 Juni 2010

haa iki Seandainya Kami Tiba di Sana...


AFP/CIHAN NEWS AGENCY
Sebuah petikan rekaman tayangan televisi dari saluran televisi Turki, Cihan News Agency, mempertunjukkan pasukan Angkatan Laut Israel menyerbu kapal Mavi Marmara yang membawa aktivis dan bantuan kemanusiaan bagi warga Gaza, Minggu (30/5).
 
MISI KE GAZA
Seandainya Kami Tiba di Sana...
Rabu, 2 Juni 2010 | 04:01 WIB

Nilufer Cetin harus bersembunyi bersama anaknya yang berusia 1 tahun di kamar mandi kabinnya di kapal Mavi Marmara saat pasukan Israel menyerbu kapal yang tengah berupaya menembus blokade di Jalur Gaza, Senin (31/5). ”Kapal berubah menjadi lautan darah,” tutur Cetin, aktivis asal Turki.
Cetin kemarin telah tiba kembali di negaranya setelah setuju diekstradisi dari Israel setelah diperingatkan bahwa kondisi penjara terlalu berat bagi anaknya. Suaminya, Ekrem, yang bekerja sebagai teknisi kapal masih ditahan Israel.
Kepada para wartawan di Istanbul, Cetin menuturkan kengerian di atas kapal pada Senin dini hari itu. Kapal-kapal Israel telah mengganggu konvoi kapal pembawa bantuan ke Gaza selama dua jam sejak Minggu pukul 22.00. Kapal-kapal Israel kembali Senin pukul 04.00.
”Saat Mavi Marmara meneruskan perjalanan, gangguan itu berubah menjadi serangan. Mereka menggunakan bom asap diikuti kaleng gas air mata. Mereka mulai turun ke kapal dari helikopter,” ujar Cetin.
Bentrokan tak dapat dihindari dan, menurut Cetin, sangat buruk dan brutal. Dia yakin di Mavi Marmara saja sebanyak 11 orang tewas.
Aktivis lain menuturkan kekerasan yang menimpa mereka saat terjadinya serbuan ke atas konvoi enam kapal itu. Sekitar 400 aktivis Turki berada dalam konvoi itu bersama lebih dari 30 aktivis Yunani dan aktivis dari 20 negara lainnya.
”Mereka (pasukan Israel) datang dan menggunakan peluru karet. Kami dipukuli, disetrum. Cara apa pun yang kami bisa pikirkan mereka gunakan,” kata Dimitris Gielalis, aktivis asal Yunani, yang naik kapal Sfendoni. Dia adalah salah satu dari enam aktivis Yunani yang kembali ke negaranya, Selasa.
Aris Papadokostopoulos, aktivis Yunani lainnya, menurutkan, konvoi bantuan untuk Gaza itu berada 130 kilometer di lepas pantai Gaza saat serbuan pasukan Israel terjadi. ”Kapal Turki di depan kami. Di sana terjadi serbuan mengerikan dari udara, dari laut, dari mana-mana, dengan tembakan,” katanya.
Di atas kapal lain, anggota pasukan komando Israel memukuli aktivis kendati tidak ada yang luka parah. Papadokostopoulos naik kapal Free Mediterranean dan membawa kargo berupa material bangunan, kursi roda, serta bantuan medis.
Cetin, aktivis Turki, mengatakan, dia tahu bahaya yang menghadang. ”Akan tetapi, ada ribuan bayi di Gaza. Seandainya kami bisa tiba di sana, kami akan bermain bersama mereka dan memberi mereka makan,” tuturnya. (ap/fro)

Sumber : http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/06/02/0401395/seandainya.kami.tiba.di.sana...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar