07/09/2010 - 09:00
Kolonel Adjie Menulis, Kapten Agus Pidato
Agus Harimurti
(inilah.com)
(inilah.com)
Pasalnya, apa yang dilakukan Kolonel Adjie sama seperti yang dilakukan Kapten Agus, yaitu berbicara politik di ruang publik.
"Kapten Agus Harimurti Yudhoyono juga harus dipersoalkan karena menyampaikan pandangan geopolitik seorang prajurit kepada publik," ujar Koordinator Adhie M Massardi, aktivis Gerakan Indonesia Bersih (GIB) kepada INILAH.COM, Selasa (7/9).
Sebagaimana diketahui, Kapten Agus Harimurti pernah berpidato menyampaikan pandangannya soal geopolitik di ruang publik.
Agus berceramah di hadapan forum Komunikasi Alumni Certified Property Analyst, yang digagas oleh Panangian School of Property di Hotel Sahid Jaya, Selasa (3/8). Materi ceramahnya cukup serius yaitu bertajuk: Tantangan Geopolitik Indonesia Abad 21: Pandangan Seorang Prajurit.
Tidak itu saja. Kapten Agus, anak tertua Presiden SBY, pernah melakukan wawancara politik dengan Jurnal Nasional yang berisi pandangan pribadinya soal pertahanan. Wawancara inilah yang kemudian melahirkan kritik karena diterbitkan dalam buku yang kemudian dibagikan kepada tamu undangan upacara bendera memperingati 17 Agustus 2010 di Istana.
Adhie menilai, apa yang dilakukan Kapten Agus Harimurti di luar kebiasaan. Karena tidak sembarangan prajurit TNI berhak berbicara soal geopolitik di sebuah forum publik.
Oleh karenanya Adhie meminta agar Angkatan Udara (AU) tidak serta merta memberi sanksi kepada Kolonel Adjie. Sebab menurutnya, Kolonel Adjie telah menjalankan sumpah Sapta Marga TNI.
“Apa yang diungkapkan Kolonel Adjie 100 persen mencerminkan sikap seorang prajurit Sapta-Margais sejati. Terutama dalam pengamalan poin 3 Sapta Marga yaitu bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta membela kejujuran, kebenaran dan keadilan,” ujar mantan jubir Presiden Gus Dur ini.
Sebelumnya diberitakan TNI akan memberikan sanksi tegas kepada Kolonel Adjie Supardji karena mengkritik Presiden SBY secara terbuka melalui media massa. Dalam tulisannya, secara gamblang Adjie membandingkan kepemimpinan SBY dengan presiden-presiden RI sebelumnya.
"Sayang, hingga presiden keenam (SBY), ada hal buruk yang tampaknya belum berubah, yaitu perilaku korup para elite negeri ini. Akankah korupsi jadi warisan abadi? Saatnya SBY menjawab. Slogan yang diusung dalam kampanye politik, isu 'Bersama Kita Bisa' (2004) dan 'Lanjutkan' (2009), seharusnya bisa diimplementasikan secara proporsional," kritiknya.
Dalam tulisan berjudul 'Pemimpin, Keberanian, dan Perubahan' itu, Adjie juga meragukan keberanian SBY. "Kalau keberanian lebih mempertimbangkan aspek kepentingan keselamatan di luar diri pemimpin —kepentingan rakyat, keraguan lebih mementingkan aspek keselamatan diri pemimpin itu sendiri. Korelasinya dengan keberanian memberantas korupsi, SBY yang dipilih lebih dari 60 persen rakyat kenyataannya masih memimpin seperti sebagaimana para pemimpin yang dulu pernah memimpinnya," tulis dia. [nic]
Sumber : http://www.inilah.com/news/read/politik/2010/09/07/804331/kolonel-adjie-menulis-kapten-agus-pidato/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar