Oleh Catherine Winters, Staf MyHealthNewsDaily Catherine Winters | LiveScience.com 
Menurut
 sebuah penelitian terbaru, mengonsumsi avokad secara teratur dapat 
meningkatkan kualitas pola makan dan menjadi kunci kesehatan Anda.
Setelah
 menyimak data dari National Health and Nutrition Examination Survey 
(NHANES) dari 2001 sampai 2008, para peneliti menemukan bahwa 
mengonsumsi avokad bisa meningkatkan pola makan, meningkatkan kandungan 
HDL (kolesterol yang baik), mengurangi risiko sindrom metabolisme, dan 
menurunkan berat badan, mengurangi indeks massa tubuh (BMI), serta 
mengurangi ukuran lingkar pinggang.
Sindrom metabolisme dapat 
meningkatkan risiko serangan jantung. Gejalanya meliputi tekanan darah 
yang lebih dari 130/85 mmHg, kandungan gula darah yang mencapai 100 
mg/dL atau lebih, lingkar pinggang lebih dari 101,6 cm pada pria dan 89 
cm pada wanita, tingkat kolesterol (baik) HDL kurang dari 40 mg/dL pada 
pria dan kurang dari 50 mg/dL pada wanita, serta tingkat trigliserid 150
 mg/dL atau lebih. Orang yang memiliki tiga ciri-ciri di atas atau lebih
 didiagnosis mengidap sindrom metabolisme.
The Hass Avocado Board sependapat dengan penelitian yang baru-baru ini dipublikasikan dalam “Nutrition Journal” tersebut.
Dalam
 analisa mereka saat ini, para ilmuwan memeriksa kualitas pola makan 
dari 17.567 orang dewasa yang berusia 19 tahun ke atas yang 
berpartisipasi dalam survei yang dilakukan NHANES. Dari keseluruhannya, 
hanya 347 (2 persen) yang mengonsumsi avokad. Tingkat konsumsi avokad 
harian mereka sekitar setengah dari jumlah standar avokad, yang 
mengandung sekitar 114 kalori, yang setengahnya berasal dari lemak.
Para
 peneliti dari NHANES mengumpulkan informasi mengenai nutrisi 
berdasarkan atas ingatan mengenai makanan yang dikonsumsi para peserta 
surveinya selama 24 jam. Program penelitian NHANES secara teratur 
melakukan penilaian status kesehatan dan nutrisi orang dewasa dan 
anak-anak di Amerika Serikat. Para ilmuwan menghitung kualitas pola 
makan dengan menggunakan Indeks Kesehatan Makanan, yang mengindikasikan 
seberapa dekat pola makan dengan Dietary Guidelines for Americans 
(panduan pola makan yang baik di Amerika).
Penelitian itu 
menyebutkan, orang-orang yang mengonsumsi avokad secara umum juga 
memiliki asupan sayuran dan buah-buahan yang lebih tinggi dan asupan 
gula yang lebih rendah. 
Orang yang mengonsumsi avokad juga 
memiliki asupan lemak total yang lebih tinggi, seperti lemak tak jenuh 
tunggal, lemak tak jenuh ganda, serat, vitamin E, magnesium, potasium, 
dan vitamin K, mereka juga memiliki asupan karbohidrat yang lebih 
rendah. 
Avokad memiliki kandungan lemak tak jenuh tunggal yang 
tinggi, yang dapat mengurangi risiko serangan jantung. Penelitian 
sebelumnya yang pernah dilakukan menemukan bahwa risiko penyakit jantung
 turun 19 persen saat asupan lemak tak jenuh tunggal naik 5 persen, 
seperti yang ditulis para ilmuwan tersebut.
Orang yang 
mengonsumsi avokad juga memiliki berat tubuh ideal. Rata-rata, mereka 
memiliki berat tubuh 3,6 kg lebih rendah dibanding orang-orang yang 
tidak. Orang yang mengonsumsi avokad juga memiliki IMT lebih rendah, 
yaitu 26,7 berbanding 28,4, dan lingkar pinggang mereka 5 cm lebih 
pendek. Mereka juga memilki rata-rata tingkat HDL sebesar 55 mg/dL 
dibandingkan orang yang tidak mengonsumsi avokad yang memiliki tingkat 
rata HDL sebesar 52.6 mg/dL.
Penelitian tersebut hanya 
membuktikan kaitan, bukan hubungan sebab-akibat. Para peneliti mengakui 
bahwa orang-orang yang mereka teliti bisa saja tidak dapat mengingat 
dengan pasti apa yang mereka makan, apalagi jumlah orang yang 
mengonsumsi avokad tidak banyak. 
Namun, hasilnya masih 
membingungkan. “Penemuan tersebut menyebutkan peranan avokad dalam 
meningkatkan kualitas pola makan dan mengurangi risiko sindrom 
metabolisme di AS,” tulis para penelitinya. “Penelitian lebih lanjut 
diperlukan untuk memastikan data epidemiologi dan penelitian yang 
berhubungan dengan meningkatnya asupan avokad dan komponen pola makan 
lainnya.”
Sumber : http://id.berita.yahoo.com/manfaat-avokad-122339022.html