Tribunnews.com - Selasa, 29 Mei 2012 08:20 WIB
TRIBUNNEWS.COM JAKARTA
-Dengan diluncurkannya buku Misykat diharapkan agar masyarakat
Indonesia, secara khusus dalam hal ini umat Islam mengerti akan
ancaman dari bahaya liberalisme, sekulerisme hingga westernisasi.
Sementara Hamid Fahmi Zarkasy selaku penulis buku menjelaskan dalam jumpa pers Grand Launching buku Misykat yang diselenggarakan Majelis Intelektual Dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Minggu (27/05/2012) dengan tema “Refleksi Tentang Islam, Westernisasi & Liberalisasi.” agar masyarakat Indonesia, secara khusus umat Islam mengerti akan ancaman dari bahaya liberalisme, sekulerisme hingga westernisasi.
Bachtiar Nasir sekjen MIUMI menjelaskan bahwa pemikiran Hamid yang dituangkan ke dalam buku Misykat merupakan salah satu masterpiece dari MIUMI, yang ditujukan untuk meluruskan pemikiran pemikiran liberal seperti Dr Nurcholish Madjid yang selama ini dikenal tokoh pembawa sekulerisme, liberalism hingga westernisasi di Indonesia.
“Karena ragam dari liberalisasi itu pertama adalah nihilisme, menihilkan nilai. Yang kedua pluralisme, yang ketiga desakralisasi, yang keempat equality, yang kelima demokratisasi yang semuanya itu bermuara kepada marjinalisasi agama,” jelasnya.
Hamid juga menjelaskan wacana liberalisme yang diajarkan tidak justru membuat sebuah tatanan masyarakat menjadi toleran, namun arah dari liberalisme tidak lebih untuk sebuah gagasan relativisme kebenaran,
“Intinya bahwa buku ini ingin memberi sumbangan pemikiran kepada bangsa ini, bahwa identitas bangsa Indonesia itu harus kita pertahankan dan tantangan yang berasal dari negara luar yang bentuknya dalam hal ini pemikiran, harus kita hadapi dan harus kita selesaikan secara intelektual juga” tambahnya lagi.
Dr Hamid Fahmi adalah seorang intelektual sekaligus pewaris Pondok Modern Darussalam Gontor, yang juga anak kandung dari (alm) KH. Imam Zarkasy, salah satu dari tiga pendiri PP Modern Darussalam Gontor.
MIUMI sendiri akan mewakafkan sebanyak 1000 buku Misykat yang akan dikirim ke 1000 lembaga pendidikan yang ada diseluruh Indonesia.
Sementara Hamid Fahmi Zarkasy selaku penulis buku menjelaskan dalam jumpa pers Grand Launching buku Misykat yang diselenggarakan Majelis Intelektual Dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Minggu (27/05/2012) dengan tema “Refleksi Tentang Islam, Westernisasi & Liberalisasi.” agar masyarakat Indonesia, secara khusus umat Islam mengerti akan ancaman dari bahaya liberalisme, sekulerisme hingga westernisasi.
Bachtiar Nasir sekjen MIUMI menjelaskan bahwa pemikiran Hamid yang dituangkan ke dalam buku Misykat merupakan salah satu masterpiece dari MIUMI, yang ditujukan untuk meluruskan pemikiran pemikiran liberal seperti Dr Nurcholish Madjid yang selama ini dikenal tokoh pembawa sekulerisme, liberalism hingga westernisasi di Indonesia.
“Karena ragam dari liberalisasi itu pertama adalah nihilisme, menihilkan nilai. Yang kedua pluralisme, yang ketiga desakralisasi, yang keempat equality, yang kelima demokratisasi yang semuanya itu bermuara kepada marjinalisasi agama,” jelasnya.
Hamid juga menjelaskan wacana liberalisme yang diajarkan tidak justru membuat sebuah tatanan masyarakat menjadi toleran, namun arah dari liberalisme tidak lebih untuk sebuah gagasan relativisme kebenaran,
“Intinya bahwa buku ini ingin memberi sumbangan pemikiran kepada bangsa ini, bahwa identitas bangsa Indonesia itu harus kita pertahankan dan tantangan yang berasal dari negara luar yang bentuknya dalam hal ini pemikiran, harus kita hadapi dan harus kita selesaikan secara intelektual juga” tambahnya lagi.
Dr Hamid Fahmi adalah seorang intelektual sekaligus pewaris Pondok Modern Darussalam Gontor, yang juga anak kandung dari (alm) KH. Imam Zarkasy, salah satu dari tiga pendiri PP Modern Darussalam Gontor.
MIUMI sendiri akan mewakafkan sebanyak 1000 buku Misykat yang akan dikirim ke 1000 lembaga pendidikan yang ada diseluruh Indonesia.
Penulis: Budi Prasetyo |
Akses Tribunnews.com lewat perangkat mobile anda melalui alamat m.tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar