MUI: Konser Lady Gaga tak Punya Nilai Sensitivitas
Oleh: Sumitro
nasional - Selasa, 22 Mei 2012 | 13:00 WIB
INILAH.COM, Jakarta - Majelis Ulama Indonesia (MUI) tidak akan
pernah memberikan kompromi terhadap aktivitas dan perilaku yang bisa
mendegradasi moral bangsa atas nama apapun, termasuk rencana konser Lady
Gaga di Indonesia. Apalagi di tengah proses konsolidasi pembangunan
bangsa, dimana masih banyak masyarakat berada di bawah garis kemiskinan.
"Kondisi masyarakat kesusahan seperti ini, kemudian yang lain melakukan pesta hura-hura. Sekian miliar dihabiskan yang keuntungan ekonomisnya disedot hanya untuk kepentingan segelintir orang yang atas nama kebebasan, atas nama seni tanpa batas," jelas Sekretaris Komisi Fatwa MUI Asrorun Niam Sholeh di kantornya, Selasa (22/5/2012).
"Ini menghisap kekayaan masyarakat Indonesia dan juga mengambil keuntungan semata dari masyarakat Indonesia. Saya kira ini (konser Lady Gaga) tidak mempunyai nilai sensitivitas," tegas dia.
Seni, lanjut Asrorun, sifatnya adalah universal. Setiap orang memiliki jiwa seni sendiri-sendiri. Namun, jika seni dilakukan dengan mengekploitasi diri dan disertai hura-hura, menurut dia, jelas bertentangan dengan nilai-nilai seni itu sendiri.
Dari sudut kepentingan ekonomis tersebut, secara prinsip ekonomi kerakyatan jelas bertentangan dengan prinsip kebangsaan. Dari sisi pemikiran, lanjut Asrorun, rencana konser Lady Gaga juga bertentangan dengan prinsip kehidupan berbangsa. Adapun dari sisi agama, nilai-nilai liberalisme yang melekat pada ikon Lady Gaga jelas-jelas bertentangan karena liberalisme memahami agama tanpa batas dan ketentuan yang baku.
"Liberalisme budaya meniscayakan kebebasan ekspresi yang seolah-olah atas nama seni, padahal itu adalah kapitalisasi dan juga eksploitasi," tambah Asrorun. [yeh]
"Kondisi masyarakat kesusahan seperti ini, kemudian yang lain melakukan pesta hura-hura. Sekian miliar dihabiskan yang keuntungan ekonomisnya disedot hanya untuk kepentingan segelintir orang yang atas nama kebebasan, atas nama seni tanpa batas," jelas Sekretaris Komisi Fatwa MUI Asrorun Niam Sholeh di kantornya, Selasa (22/5/2012).
"Ini menghisap kekayaan masyarakat Indonesia dan juga mengambil keuntungan semata dari masyarakat Indonesia. Saya kira ini (konser Lady Gaga) tidak mempunyai nilai sensitivitas," tegas dia.
Seni, lanjut Asrorun, sifatnya adalah universal. Setiap orang memiliki jiwa seni sendiri-sendiri. Namun, jika seni dilakukan dengan mengekploitasi diri dan disertai hura-hura, menurut dia, jelas bertentangan dengan nilai-nilai seni itu sendiri.
Dari sudut kepentingan ekonomis tersebut, secara prinsip ekonomi kerakyatan jelas bertentangan dengan prinsip kebangsaan. Dari sisi pemikiran, lanjut Asrorun, rencana konser Lady Gaga juga bertentangan dengan prinsip kehidupan berbangsa. Adapun dari sisi agama, nilai-nilai liberalisme yang melekat pada ikon Lady Gaga jelas-jelas bertentangan karena liberalisme memahami agama tanpa batas dan ketentuan yang baku.
"Liberalisme budaya meniscayakan kebebasan ekspresi yang seolah-olah atas nama seni, padahal itu adalah kapitalisasi dan juga eksploitasi," tambah Asrorun. [yeh]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar