Jumat, 15 November 2013

haa iki : Naik Motor Aman? Perhatikan Empat Hal Penting Ini

Suzuka, KompasOtomotif - Kampanye keselamatan bermotor kerap didengungkan banyak pihak, seiring meningkatnya kecelakaan pengguna sepeda motor di jalan raya. Namun, pemahaman 'safety riding' sebatas pada penggunaan alat kelengkapan berkendara. Seperti lima perlengkapan mutlak, yakni helm, sarung tangan, jaket, celana panjang, dan sepatu yang menutupi mata kaki. Rasanya pengendara telah mahfum dengan hal tersebut, kendati masih banyak yang mengabaikannya. Lalu apa selanjutnya?
Menurut Aldea Henry, instruktur safety riding binaan PT Astra Honda Motor (AHM) dari Daya Adicipta Mustika yang menjadi juara nasional keselamatan berkendara 2013, setidaknya ada empat tips mendasar yang harus juga diperhatikan, dipahami dan dilaksanakan. Berikut detailnya.
1. Lihat situasi
Tips yang satu ini terdengar sangat sederhana. Pengendara motor, wajib menolehkan kepala ke arah kanan dan agak ke arah belakang, sebelum melajukan kendaraannya. "Ini penting untuk menghindari tabrak belakang. Kita harus memastikan dulu bahwa tidak ada kendaraan lain yang melaju di belakang kita, saat kita akan mulai berkendara," kata Aldea.
Pemandangan itu pula yang terjadi saat puluhan instruktur dari sejumlah negara beradu ketangkasan mengendarai sepeda motor di Sirkuit Suzuka, Jepang, Kamis (14/11/2013). Seluruh instruktur yang berlomba selalu menolehkan kepalanya ke arah kanan belakang sebelum melajukan motor yang mereka tunggangi. Padahal, di arena tersebut tidak ada kendaraan lain yang menyusul. "Hal tersebut memang harus dijadikan kebiasaan, demi keselamatan kita. Semua harus dibiasakan," tegas Aldea.
2. Turunkan Kaki Kiri
Tak banyak pengguna motor yang mengerti, bahwa saat akan berhenti atau merayap di tengah kemacetan, mereka harus menurunkan kaki kiri, dan bukan kaki kanan. "Lalu lintas di negara kita yang berjalan di jalur kiri, mewajibkan kita untuk menurunkan kaki kiri saat menghentikan kendaraan. Hal ini penting agar kaki kita terlindung dari hantaman kendaraan lain di sisi kanan," kata instruktur asal Bandung ini.
Lagi-lagi, contoh tersebut diperlihatkan dalam ujian kompetisi. Para peserta slalom test, maupun braking (pengereman) selalu menjejakkan kaki kiri lebih dulu, saat mereka tiba di garis akhir.
3. Menoleh Saat Berbelok atau di Persimpangan
Pengendara wajib menolehkan kepala saat berada di persimpangan atau tikungan, sebelum melajukan kembali kendaraannya. "Wajib hukumnya, melambatkan laju kendaraan, tengok kiri kanan, jika akan berbelok," kata dia.
Lantas, apa gunanya spion? Menurut Aldea, spion memiliki keterbatasan dalam menjangkau pandangan. "Ada blindspot di spion, saat menikung atau berputar, ada titik yang tidak terlihat di kaca spion, makanya kita harus menoleh," ujar Aldea.
4. Gaya Defensif
Langkah ini dirasa sulit untuk dilakukan oleh pengendara sepeda motor di kota besar, apalagi waktu dan kecepatan menjadi hal yang penting. "Tapi bagaimana juga, keselamatan yang utama, attitude kita di jalan sangat mempengaruhi keselamatan kita. Jadi bersikaplah defensif dan tidak agresif. Pastikan semua aman," kata dia.
Menurut Aldea, dalam prinsip safety riding tidak ada yang menyebut bahwa berkendaraan aman harus pelan. "Berkendaraan aman bukan harus pelan. Tapi harus memenuhi unsur-unsur tadi, memahami situasi dan lingkungan, sebelum mengambil keputusan," tutupnya.
Editor : Aris F. Harvenda 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar