Jumat, 11 November 2011

haa iki : "Realitas empirik dari proses politik dewasa ini ditandai dengan munculnya para politisi yang tidak jelas genetika moralitas politiknya,"

Sumber : http://www.detiknews.com/read/2011/11/11/013105/1765040/10/busyro-banyak-pejabat-negara-yang-parlente-pragmatis-dan-hedonis?991101mainnews
Jumat, 11/11/2011 01:31 WIB

Busyro: Banyak Pejabat Negara yang Parlente, Pragmatis dan Hedonis

Egir Rivki - detikNews


Jakarta - Ketua Komisi Pemberatasan Korupsi (KPK) Busyro Muqoddas menyindir pejabat negara dan anggota dewan yang kerap kali bergaya parlente. Ia menilai lembaga negara dihuni pemberhala nafsu dan syahwat politik kekuasaan dengan moralitas rendah sehingga mengakibatkan berakarnya budaya korupsi.

Hal itu dikemukakan, Busyro Muqoddas pada pidato kebudayaan Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) 2011 di Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta, Kamis (10/11/2011) malam.

"Yang jelas mereka sangat perlente, mobil dinas Crown Royal Saloon yang jauh lebih mewah dari mobil perdana menteri negeri tetangga. Mereka lebih mencerminkan politisi yang pragmatis-hedonis," ucap Busyro dalam pidatonya.

Busyro menilai akar korupsi berawal dari ideologi hedonis pragmatis, sehingga hal-hal berbau korupsi menjadi lazim. Selain itu, dia mengemukakan dalam situasi terakhir budaya korupsi merupakan kejahatan paling kasat mata dan dilakukan tanpa rasa malu.

"Realitas empirik dari proses politik dewasa ini ditandai dengan munculnya para politisi yang tidak jelas genetika moralitas politiknya," keluhnya.

Mantan ketua Komisi Yudisial ini juga mengkritik sistem politik uang dalam Pemilu dan Pilkada, sogok-menyogok antara birokrat dan pengusaha. Hal tersebut dinilainya sungguh tragis karena politik sogok-menyogok menjadi suatu kewajaran di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Selain itu, juga diciptakan sistem yang membuat perilaku kolektif yang sesat bisa berjalan aman. Masyarakat diajari untuk memandang transasksi uang dalam memilih," tutup Busyro.

(her/her)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar