Selasa, 26 April 2011

haa iki Perguruan Tinggi Redesain Kurikulum

Selasa, 26 April 2011

Perguruan Tinggi Redesain Kurikulum

YOGYAKARTA, KOMPAS - Sejumlah perguruan tinggi mengaku telah melakukan antisipasi untuk mencegah kasus cuci otak oleh orang-orang yang diduga dari jaringan Negara Islam Indonesia. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, misalnya, membentuk tim khusus untuk melakukan identifikasi dan rehabilitasi terhadap mahasiswa yang direkrut.
Rektor UGM Sudjarwadi, Senin (25/4), menyatakan, di UGM teridentifikasi empat mahasiswa telah direkrut jaringan NII.
Secara terpisah, Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Musa Asy’arie mengatakan akan melakukan redesain kurikulum. Belum dijelaskan perubahan kurikulum seperti apa yang akan dilakukan. Namun, Musa menyatakan, redesain diperlukan karena keadaan masyarakat sudah berubah dengan cepat, tetapi tak diikuti dengan perkembangan kurikulum.
Salah satu langkah yang akan dilakukan, UIN Sunan Kalijaga akan membuka komunikasi dan dialog seluas-luasnya dengan mahasiswa.
Dari Gresik, Jawa Timur, dilaporkan, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang yang menjadi korban cuci otak, Agung, mengaku masih trauma. Ia bahkan ingin pindah kuliah ke Surabaya untuk melepaskan diri dari jaringan NII.
Agung menghilang selama sebulan. Awalnya ia tidak menyadari masuk perangkap jaringan NII. Saat orientasi pengenalan kampus, ia berkenalan dengan seseorang di kampus dan sering diajak diskusi tentang keindonesiaan di mal-mal.
Agung sempat menggadaikan laptop untuk kepentingan jaringan. Ia bahkan diminta berbohong dengan mengatakan menghilangkan laptop temannya. Agung kemudian meminta uang Rp 10 juta—meski hanya dikirimi Rp 5 juta—yang langsung diserahkan kepada Vita Safia Destriana atau Ana yang merekrutnya.
Selanjutnya, ia dibawa ke Jakarta dan dijemput seseorang. Dengan mata tertutup ia dibawa ke suatu tempat dan dibaiat. Ia juga harus menyerahkan infak jihad minimal Rp 12,5 juta. Ia pulang ke rumah dengan naik taksi dari Surabaya ke Gresik, Sabtu lalu sekitar pukul 23.00.
Rektor UMM Muhadjir Effendy menyebutkan, di kampusnya ada 10 mahasiswa korban NII. Ada yang sudah dibaiat, lalu cepat sadar meski sudah berkorban uang. Ada juga yang telah menjadi pengikut dan merekrut sesama temannya.
Berdasarkan hasil investigasi UMM, gerakan ini murni penipuan berkedok doktrin agama. Karena itu, UMM akan melindungi korbannya.
”Mereka semua direkrut dalam keadaan tak saling tahu, antara November dan Desember 2010, dan total sudah menyetorkan sekitar Rp 100 juta ke rekening bank atas nama Najib dan Adam. Semua informasi ini sudah kami kumpulkan dan sudah kami berikan seluruhnya kepada polisi,” kata Pembantu Rektor III UMM Joko Widodo.
Di Jakarta, Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Komisaris Besar Boy Rafli Amar mengimbau pimpinan universitas dan badan-badan eksekutif mahasiswa bekerja sama untuk mencegah pengaruh kelompok yang mengatasnamakan NII.
(ACI/ODY/ANO/ABK/FER)
Sumber : http://cetak.kompas.com/read/2011/04/26/02282728/perguruan.tinggi.redesain.kurikulum
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar