Senin, 09/05/2011 17:55 WIB
Konyolnya Studi Banding DPR (5)
   Kualitas DPR Sekarang Terendah Sepanjang Sejarah      
 Muhammad Taufiqqurahman - detikNews
Jakarta -   Masyarakat mulai meragukan wawasan dan kredebilitas yang dimiliki  anggota DPR. Keraguan tersebut bukan tanpa alasan sebab anggota dewan  banyak melakukan tindakan bodoh dan konyol. 
Sebut saja salah satunya pembohongan email yang dilakukan Komisi VIII DPR 
di  depan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Australia atau Komisi X  yang membawahi olahraga, dan pariwisata kedapatan berfoto-foto dan  membeli tiket pertandingan Real Madrid di ke Stadion Santiago Bernabeu,  Spanyol.
Sejak Pemilu 2009 lalu, wajah-wajah yang menduduki kursi  di DPR sebenarnya rata-rata diisi oleh wajah baru. Bahkan, tingkat  pendidikan yang menjadi latar belakang wakil rakyat itu rata-rata berada  di level strata satu. Sayangnya, tingkat pendidikan tidak berbanding  lurus dengan kerja-kerja yang dihasilkan di gedung DPR.
"Ini  memang memprihatinkan, kualitas DPR kita sangat jauh merosot pada titik  terendah di sejarah Indonesia," ujar pengamat politik Yudi Latief kepada  detikcom.
Dulu dikenal idiom tentang politik yaitu berpolitik  untuk hidup. Sayang hal tersebut tidak tercermin dari para anggota dewan  sekarang. Tagline "Hidup dari politik" seakan telah menjadi penyakit  yang tertanam di kepala wakil rakyat sekarang. 
Proses berpikir yang ingin mendapatkan materi secara cepat telah menjangkiti seluruh wakil rakyat.
Ada  beberapa hal mendorong hal tersebut. Pertama, pada politik yang mahal  modal. Wakil rakyat yang duduk di DPR harus segera mencari sumber  pendapatan lain untuk mengembalikan uang-uang yang dipergunakan saat  Pemilu 2009 lalu. 
Kedua, praktek untuk mendapatkan modal  tambahan yang juga didukung oleh sistem politik anggaran yang berasal  dari Kementerian Keuangan. Pada kunjungan kerja keluar negeri dan  daerah, Kementerian Keuangan memberikan porsi yang cukup besar untuk  pengalokasian dana.
Tanpa malu-malu, wakil rakyat memanfaatkan  kesempatan tersebut dan memperoleh dana yang besar dari kunjungan per  hari yang dilakukannya, terlebih pada kunjungan ke luar negeri. 
"Maka  dengan berbagai cara dicarilah studi banding dan sering tidak masuk  akal. Misalnya kunjungan ke Yunani soal Etika. Kenapa Yunani? karena di  Yunani sana barang-barang yang dijual murah, mereka bisa belanja," kata  Yudi.
Kordinator Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia  (Formappi) Sebastian Salang menilai, anggota DPR saat ini memandang  dirinya sebagai yang paling pintar. Hasil Pemilu 2009 telah menghasilkan  wakil rakyat yang bertipe sering menghamburkan uang. 
Menurut Sebastian, negara terlalu royal memberikan uang kepada anggota DPR. 
Ketika  dilakukan penyusunan anggaran, anggota DPR secara berjamaah  mengalokasikan dana untuk melakukan kunjungan kerja ke luar negeri,  dengan hasil yang didapatkan bisa dikatakan nol besar.
"Selama  tidak ada kebijakan yang jelas soal politik anggaran, yang ada hanya  kunjungan kerja yang bersifat foya-foya. Selama masih bersifa kolektif  kunjungan kerja, dengan berangkat dalam jumlah yang banyak maka  kunjungan kerja tidak akan pernah serius," tegas Sebastian.
Wakil  Ketua DPR Taufik Kurniawan tidak menampik kekonyolan dalam studi  banding DPR. Pemandangan Komisi X yang sedang berfoto-foto di depan  Stadion Santiago Bernabeu dinilai Taufik sebagai tindakan yang mirip  dengan tingkah anak Playgroup. 
"Saya meminta agar jangan  terkesan kunjungan tersebut kontraproduktif, inikan niatnya baik.  Terkait perilaku anggota DPR, tentunya kunjungan ke luar negeri bukan  kunjungan Playgroup, anggota DPR itu harus sudah matang," ujar Taufik. 
Namun,  Taufik meminta masyarakat untuk segera menghentikan polemik yang  membicarakan tentang kekonyolan anggota DPR di luar negeri. Taufik tetap  
berdalih bahwa kunjungan anggota DPR bersifat konstitusional.
 (fiq/iy) 
Sumber : http://www.detiknews.com/read/2011/05/09/175555/1635791/159/kualitas-dpr-sekarang-terendah-sepanjang-sejarah?9911032
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar