Selasa, 27 September 2011

haa iki : Bom Solo Akibat Polri Tak Solid?

Bom Solo Akibat Polri Tak Solid?
Headline
Oleh: R Ferdian Andi R
Nasional - Selasa, 27 September 2011 | 08:08 WIB 
INILAH.COM, Jakarta - Bom bunuh di Gereja Bethel Injil Sepuluh (GBIS) Kepunton, Minggu(25/9/2011) menjadi bahan koreksi bersama. Salah satunya terkait informasi pihak intelejen ke aparat kepolisian yang nyatanya tak diindahkan. Ada apa dengan Polri?
Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) Sutanto mengatakan pelaku bom di Solo sebenarnya sudah teridentifikasi jauh sebelum kejadian yang menewaskan satu orang yang diduga pelaku bom bunuh diri itu.
"Pelaku jauh-jauh hari sudah teridentifikasi dari kelompok mereka itulah. Dan sudah siap untuk melaksanakan bom bunuh diri pada waktu itu," katanya kepada wartawan sebelum memasuki ruangan rapat Komisi I di Gedung DPR, Jakarta, Senin(26/9/2011).
Ketika ditanya tentang intruksi Presiden SBY agar dilakukan investigasi internal di Kepolisian Republik Indonesia (Polri), Sutanto secara diplomatis menyebutkan tidaklah mudah menangani teror. "Karena tidak semuanya bisa dibuka pada semua aparat di lapangan. Karena memang perlu kerahasian yang tinggi," tuturnya.
Mantan Kapolri ini tetap enggan berkomentar terkait upaya investigasi di internal Polri dalam peristiwa bom Solo. Justru Sutanto menyebutkan pola teror saat ini telah bergeser dari kelompok menjadi perseorangan. "Apalagi sekarang mereka bergerak perorangan, tidak mudah dideteksi seperti pada waktu-waktu yang lalu," cetusnya.
Sutanto juga menepis rumor yang berkembang bila kasus Bom Solo ini menjadi momentum bagi BIN untuk menambah perannya sebagaimana yang kini menjadi polemik di RUU Intelejen seperti soal penyadapan, penangkapan dan penahanan. "Naudzubillah Mind Dzalik," sergah Sutanto.
Sementara anggota Komisi I DPR Tjahjo Kumolo mengatakan tidak ada rumusnya intelejen negara kecolongan dalam kasus Bom Solo karena ini menyangkut instrumen negara. "Jadi saya kira presiden harus bertanggungjawab mengurai benang kusut ini, kalau benar ada laporan intelejen tapi masih terjadi aksi teror," katanya.
Sekjen DPP PDI Perjuangan ini menyarankan agar Presiden SBY segera membentuk tim investigasi dan diumumkan ke publik. "Selama ini kerap membentuk tim invesigasi, tapi tidak pernah diumumkan ke publik," tegasnya.
Sebelumnya Presiden SBY megintruksikan agar dilakukan investigasi di internal Polri karena terkait dengan informasi pihak intelejen. "Karena saya ketahui bahwa pihak intelijen sudah diberi peringatan dan Kapolri juga sudah beri instruksi kepada jajaran Kepolisian," kata SBY, di Kantor Presiden, Minggu (25/9/2011). [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar