Jumat, 02 September 2011

haa iki Prof. Sofjan: Polisi Seharusnya Proses Menteri Agama

Jumat, 02/09/2011 16:17 WIB 

Laporan dari Den Haag

Prof. Sofjan: Polisi Seharusnya Proses Menteri Agama

Eddi Santosa - detikNews
Den Haag - Sungguh sangat kuat alasan bagi polisi untuk memproses Menteri Agama secara hukum, karena ini bukan delik aduan, tapi murni pidana yang merugikan dan menyesatkan umat.

Hal itu disampaikan pakar syariah Prof. Dr. Sofjan Siregar, MA dari De Nederlandse Raad voor Ifta (Dewan Fatwa Negeri Belanda, red) kepada detikcom Den Haag, Jumat (2/9/2011), menanggapi pemberitaan Menteri Agama telah berbohong dalam penentuan Idul Fitri.

Menurut Sofjan, jika berita di media benar bahwa Menteri Agama RI Surya Darma Ali mengatakan Malaysia berhari raya pada Rabu, 31 Agustus 2011, padahal faktanya Malaysia berhari raya pada Selasa, 30 Agustus 2011, maka polisi yang profesional akan memprosesnya secara hukum.

"Sebab ini bukan delik aduan, tapi murni pidana yang merugikan dan menyesatkan umat," ujar Sofjan.

Bila premis ini benar, imbuh Sofjan, maka tidak ada konklusi selain menyatakan bahwa hasil sidang lajnah isbat hilal yang berbunyi 1 Syawal hari Rabu 31 Agustus cacat hukum, karena didasarkan pada konsideran dan informasi campur bohong.

Doktor syariah ini mengaku prihatin memperhatikan perkembangan baru di kalangan pejabat tinggi negara yang mudah berbohong dalam hal kebijakan negara, terutama yang terkait dengan Menteri Agama.

"Di masa Suharto berbohong itu tidak begitu familiar di kalangan pejabat. Mereka berusaha correct dan sangat hati-hati. Namun sekarang berbohong di kalangan banyak pejabat menjadi trend dan gaya," kritik Sofjan.

Lanjut Sofjan, para pejabat itu sering asal ngomong saja, berbicara kepada rakyat seperti kepada pembantu rumah tangganya sendiri, seolah tidak ada konsekuensi dan kewajiban untuk berbicara benar.

"Makanya, jika kebohongan itu tidak diproses secara hukum, dikhawatirkan bohong dan kebohongan akan menjadi ciri khas yang menandai pejabat di era reformasi ini. Itu sangat merugikan dan menjadi contoh buruk," pungkas Sofjan.
(es/es) 



Sumber : http://www.detiknews.com/read/2011/09/02/161748/1714707/10/?992204topnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar