Senin, 13 Desember 2010

haa iki Cuplikan Nagasasra Sabuk Inten

...............................................Arya menarik kekang kudanya sekuat-kuatnya, sehingga kuda itu meringkik dan berdiri tegak di atas kedua kaki belakangnya. "Api," jawab Arya. Pada saat itu kuda Mahesa Jenar dan Kebo Kanigara telah berlari disampingnya, tidak ke arah api itu. Dan terdengarlah suara Mahesa Jenar
tanpa menghentikan kudanya, "Itu adalah suatu cara untuk memancing kita. Aku telah mengenal akal itu."

Kembali Arya Salaka menggeretakkan giginya. Dengan cepatnya ia mencambuk kudanya dan berlari mengikuti gurunya.
Mereka langsung pergi ke rumah kepala daerah perdikan yang sedang diguncang oleh peristiwa-peristiwa yang
menyedihkan. Ketika mereka semakin lama menjadi semakin dekat, maka dada merekapun semakin berdebar-debar pula.
Meskipun demikian, Arya masih belum sadar benar akan keadaannya, sehingga dengan berteriak ia bertanya,
"Bagaimana dengan api itu paman?"

Mahesa Jenar menoleh. Dilihatnya Arya telah menyusul dekat dibelakangnya,
"Jangan perdulikan," jawabnya "mereka hanya ingin menarik perhatian kita.
Tempat yang menyala itu adalah tempat-tempat yang tak berarti.
Mudah-mudahan laskarmu telah berusaha untuk menyelesaikannya.
Bukankah api itu telah surut?" "Ya," sahut Arya.

Ia mengerti sekarang, bahwa bahaya yang sebenarnya tidak terletak di daerah api itu.

Cuplikan   : Nagasasra & Sabuk Inten
Karangan  : SH. Mintardja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar