Rabu, 09 Maret 2011

haa iki Semua sistem politik dan negara yang tersedia tak cukup membantunya menjadi Presiden yang sesungguhnya

Ray: Lima Keberhasilan Golkar Pecundangi Demokrat

Tribunnews.com - Rabu, 9 Maret 2011 13:49 WIB
 
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Lingkar Madani (LIMA) Ray Rangkuti menyayangkan polemik yang hampir menyita wacana publik selama lebih dari satu minggu ini akhirnya berakhir tanpa perubahan.

Polemik elit yang telah menyita perhatian bangsa dari persoalan nyata yang dialami oleh rakyat seperti kelangkaan BBM di beberapa daerah, harga sayur yang mulai melambung, kemiskinan yang menyayat dan bunuh diri yang makin merebak akibat kemiskinan.

"Hasilnya adalah Golkar tetap di setgab. PKS nampaknya, bakal menyusul hal yang sama dan Gerindra terbuang," kata Ray kepada tribunnews.com, Rabu (9/3/2011).

Padahal, lanjut Ray, kemungkinan pecah koalisi, selain diwacanakan dengan dahsyat oleh kalangan Demokrat, Presiden pun telah mempergunakan panggung negara untuk menyentil koalisi yang tidak setia.

"Inilah Presiden yang rakyatnya lebih banyak memikirkan nasibnya daripada sebaliknya. Sekalipun belum final, bila hasilnya tetap seperti yang sekarang maka ini juga menunjukan fakta untuk ke lima kalinya SBY/Demokrat dipecundangi oleh Golkar," katanya.

Menurut Ray, keberhasilan pertama adalah penetapan kasus lumpur Lapindo sebagai bencana alam. Dan karenanya negara yang mengambil alih tanggung jawabnya.

Kedua dalam kasus Bank Century dan ketiga dengan dibentuknya setgab yang justru dikomandoi oleh Aburizal Bakrie.

"Keempat tentu kasus angket mafia pajak. Sekalipun kemudian kalah di Paripurna tapi bahwa angket ini lolos ke Paripurna saja menandakan Golkar tak bisa ditekan Demokrat," ujarnya.

Keberhasilan terakhir Golkar terkait soal ribut setgab yang justru berujung pada makin kuatnya posisi Golkar di setgab.

"Ironis dan sekaligus memalukan. Presiden membukan front perseteruan di mana-mana tapi berujung dengan kekalahan dirinya. Semua sistem politik dan negara yang tersedia tak cukup membantunya menjadi Presiden yang sesungguhnya," paparnya.

Penulis: Iwan Taunuzi  |   Editor: Johnson Simanjuntak 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar