Selasa, 23 Februari 2010

haa...ha..ha...ha....

sumber : http://inilah.com/news/read/politik/2010/02/23/362451/istana-lobi-siri-tim-sembilan-lobi-transparan/
Politik
23/02/2010 - 11:18

Istana Lobi Siri, Tim Sembilan Lobi Transparan
R Ferdian Andi R

(inilah.com/Agus Priatna)
INILAH.COM, Jakarta — Ada dua pemandangan kontras antara cara Istana dengan Tim Sembilan dalam lobi politik. Satu pihak Tim Sembilan cukup transparan. Di pihak lain pihak istana sembunyi-sembunyi alias siri dalam melakukan lobi.
Siri ternyata tidak hanya sekadar melekat pada institusi pernikahan semata. Karena aktivitas siri alias sembunyi-sembunyi juga dilakukan pihak Istana dalam melakukan lobi-lobi politik terkait jelang kesimpulan akhir Pansus Hak Angket Bank Century.
Setidaknya yang terjadi pada Senin (22/2) malam, lobi siri Istana juga sedianya dilakukan, namun batal. “Pertemuan antarpimpinan parpol koalisi batal karena diendus oleh media. Pembatalan dilakukan oleh pihak SBY,” ujar salah satu pimpinan partai politik peserta koalisi kepada INILAH.COM, di gedung parlemen, Senin (22/2) malam.
Hanya saja, Ketua DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum secara tak langsung menepis anggapan pembatalan itu karena pengendusan media. Menurut dia, pembatalan itu justru muncul dari peserta mitra koalisi SBY-Boediono.
Laku lobi siri, beberapa jam sebelum pertemuan di kediaman SBY di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, juga dilakukan oleh Presiden SBY. Tepatnya konsolidasi internal Partai Demokrat di Wisma Negara, Jakarta. Meski nuansa politis dalam pertemuan itu sulit dibantah, tetap saja elit Partai Demokrat membantahnya. “Tidak ada agenda atau pembahasan urusan politik. Hanya menyampaikan simpati dan doa kepada ibunda SBY, Eyang Habibah, yang sedang dirawat,” ujar Anas Urbaningrum, peserta pertemuan di Wisma Negara.
Sebelum dua pertemuan itu, jauh sebelumnya juga dikabarkan terdapat pertemuan yang digalang Menko Perekonomian Hatta Rajasa. Agendanya masih sama, membahas soliditas parpol koalisi merespon perkembangan terkini terkait kasus Bank Century. Persamaannya, pertemuan mitra koalisi SBY dengan pertemuan Senin (22/2) dilakukan secara siri alias sembunyi-sembunyi. Nyaris publik tidak mengetahui secara paripurna apa materi pembicaraan antarmitra koalisi.
Coba bandingkan dengan pertemuan Tim Sembilan inisiator Hak Angket Kasus Bank Century dalam melakukan lobi-lobi politik ke sejumlah pimpinan elit partai politik maupun tokoh masyarakat? Jawabannya, kontrras 180 derajat.
Tim Sembilan yang dimotori oleh Maruara Sirait (PDIP), Andi Rahmat (PKS), Mukhamad Misbakhun (PKS), Bambang Soesatyo (Partai Golkar), Akbar Faizal (Hanura), Ahmad Muzani (Gerindra), Candra Tirta Wijaya (PAN), Lili Chadijah Wahid (PKB), dan Kurdi Moekri (PPP) melakukan lobi politik secara terbuka.
Seperti yang telah dilakukan Tim Sembilan bertemu dengan mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah A Syafii Maarif, Ketua Umum PBNU KH A Hasyim Muzadi, Ketua MPP DPP PAN M Amien Rais. Sejumlah pertemuan itu dilakukan secara terbuka yang bebas diliput media. Publik pun tahu apa yang dibicarakan Tim Sembilan dengan tokoh-tokoh yang didatangi. Di antaranya meminta dukungan moral dan politik untuk keberlangsungan pansus yang akan membuka kasus Bank Century secara terang benderang.
Selain mengunjungi tokoh-tokoh tersebut, Tim Sembilan juga akan melakukan pertemuan dengan Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie, Ketua Nasional Demokrat Surya Paloh, Ketua PP Muhammadiyah Dien Syamsudin, Romo Franz Magnis Suseno, dan Ketua Majelis Syura PKS Hilmy Aminudin.
“Kita ingin mentradisikan lobi dilakukan secara terbuka, agar publik mengetahui apa yang kita bicarakan dengan tokoh-tokoh tersebut,” ucap Andi Rahmat, anggota Tim Sembilan memberi alasan.
Dua pemandangan kontras aktivitas lobi politik antara istana dengan Tim Sembilan jelas memberi pelajaran berharga bagi publik. Seharusnya, Istana dapat meniru pola-pola Tim Sembilan dengan melakukan lobi secara terbuka dan transparan sebagai pertanggungjawaban ke publik.
Toh, Istana yang ditopang dengan partai mitra koalisi memiliki kewajiban ke publik untuk menyampaikan setiap gerak dan aktivitasnya ke publik. Karena bagaimanapun, republik ini harus dikelola secara transparan, akuntabel, dan bertanggungjawab. [mor]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar