Rabu, 09 Februari 2011

haa iki 2 Sisi Yang Lain

Rabu, 09 Februari 2011

Dalam Kepanikan, Ada Titik Solidaritas

Tiga mobil yang terbakar di garasi halaman Gereja Pantekosta di Indonesia di Jalan S Parman, Temanggung, Jawa Tengah, Selasa (8/2) petang, menjadi saksi bisu kemarahan massa yang tidak puas atas vonis terhadap terdakwa kasus dugaan penistaan agama, Antonius Richmond Bawengan, di Pengadilan Negeri Temanggung.
Pengurus Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) Temanggung, Andrea M Asa, mengatakan, ketika puluhan orang menyerbu gereja, di dalam lingkungan gereja terdapat tujuh pekerja, termasuk ibu dan adiknya yang tinggal di rumah di belakang gereja.
Massa mendobrak pintu gerbang yang dijaga polisi dan aparat koramil (komando rayon militer). Mereka juga masuk ke halaman belakang, kemudian merusak dan membakar mobil ini. Saat itu, semua ketakutan karena halaman belakang gereja tak ada pintu keluar,” ujar Andrea sambil menunjukkan mobil yang dibakar massa.
Saat tegang itulah, api berkobar besar seiring dengan terbakarnya mobil. Ketika api membesar, sejumlah pekerja yang putus asa tiba-tiba melihat ada beberapa warga yang tinggal di belakang gereja datang mengulurkan bantuan.
Warga di belakang gereja yang tinggal di Kelurahan Butuh, Kecamatan Temanggung Kota, membantu evakuasi orang-orang yang terjebak di gereja. Karena halaman gereja dan kampung terpisah sungai, warga menggunakan tangga untuk membantu mengevakuasi warga yang terjebak. Alhasil, orang-orang yang ada di dalam gereja itu pun selamat.
Ketua RT 03 RW IV Kampung Butuh, Penjol, mengatakan, saat mengetahui gereja tersebut dibakar, warga spontan membantu evakuasi orang-orang dari kompleks gereja itu.
”Kami hanya ingin menyelamatkan supaya mereka tidak menjadi korban jiwa. Mereka selama ini hidup rukun dengan warga di sini,” ujar Penjol.
Ketua RW IV Kampung Butuh Muh Yatno menambahkan, pengelola gereja aktif dalam pertemuan dengan warga pada tanggal 18 setiap bulan. Kalau ada arisan kampung, warga pengelola gereja juga hadir. Sebaliknya, warga kampung juga hadir apabila pertemuan giliran berupa arisan warga RT 03, bertempat di rumah Andrea M Asa.
GPdI tersebut adalah salah satu dari tiga gereja yang dirusak dan dibakar dalam amuk massa pada Selasa lalu. Dua gereja lainnya adalah Gereja Bethel Indonesia (GBI) serta Gereja Katolik Santo Petrus dan Paulus Temanggung.
Warga di sekitar GBI juga membantu memadamkan api yang berkobar di pos satpam dan enam sepeda motor di kompleks gereja tersebut. Gereja ini berada satu kompleks dengan Sekolah Kristen Shekinah di Jalan Supeno, Kelurahan Jampiroso, Temanggung.
Ratusan orang dari kelompok massa mengamuk di lingkungan kompleks sekolah yang hari itu siswanya diliburkan. Petugas sekolah, Sony Zebulon, mengatakan, ratusan orang merusak pos satpam dan mengobrak-abrik kantin. Massa juga merusak tiga ruang kelas di kompleks sekolah yang terdiri dari playgroup, TK, SD, SMP, dan SMA tersebut.
”Petugas satpam dibantu polisi dan anggota TNI yang berjaga tidak mampu menahan aksi massa itu,” ujar Sony.
Sejumlah warga yang berkumpul di depan Sekolah Kristen Shekinah menyesalkan perusakan rumah ibadah dan sekolah itu. Kejadian itu juga menyebabkan warga tidak nyaman.
”Masyarakat Temanggung cinta damai. Kalau ada aksi-aksi massa yang merusak, pasti dilakukan pihak dari luar,” ujar Daryono, warga Temanggung.
Sejak awal ada kekhawatiran akan terjadi amuk massa dalam sidang kasus dugaan penistaan agama di PN Temanggung karena pada persidangan sebelumnya nyaris terjadi amuk massa. Untuk itu, sekolah-sekolah yang satu kompleks dengan gereja meliburkan para siswa.
Pengurus Gereja Santo Petrus dan Paulus juga khawatir ada amuk massa. Oleh karena itu, meski gereja bersebelahan dengan Markas Polres Temanggung, pada Senin lalu pengurus gereja tetap meminta bantuan pengamanan kepada polisi.
Oleh karena itu, Sulaiman, Sekretaris Kantor Paroki, mengatakan, ia tidak menyangka jika gerejanya juga ikut diserang. Waktu massa masuk ke gereja, ia dan dua temannya berlindung di kamar mandi. Sedangkan Romo Sadana yang berada di gereja berhadapan dengan massa yang merusak gereja. ”Kacamata Romo pecah,” ujarnya.

Warga menyesalkan
Tukang ojek yang mangkal di Kaloran, Temanggung, Hari, menyesalkan aksi massa yang menimbulkan kerusakan tersebut. Hari mengatakan, masyarakat sudah capai setelah beberapa tahun lalu ada aksi unjuk rasa massa untuk menurunkan Bupati Totok Ary Prabowo (2004-2005).
Namun, ternyata kerusuhan terjadi lagi dan kali ini menimbulkan kerusakan sejumlah bangunan. Aksi itu memanaskan Kabupaten Temanggung yang selama ini dikenal sejuk dan peraih Piala Adipura lebih dari delapan kali pada masa Orde Baru.
Wakil Ketua Gerakan Pemuda Ansor Wilayah Jateng Ahmad Majidun juga menyesalkan terjadinya aksi rusuh oleh sekelompok orang tersebut.
Untuk itu, pihaknya meminta agar jajaran GP Ansor turut mencegah terulangnya peristiwa perusakan rumah ibadah dan fasilitas publik, dengan alasan apa pun.
Oleh karena itu, sebagai solidaritas sesama umat beragama, Rabu ini puluhan anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) siap membantu membersihkan puing-puing akibat kerusakan di sejumlah gereja di Temanggung. Aksi ini adalah hasil koordinasi pengurus GP Ansor Jateng dengan jajaran pengurus GP Ansor se-wilayah Kedu.
Amuk massa itu tak hanya membuat Temanggung mencekam, tetapi juga menyebabkan urat nadi ekonomi masyarakat lumpuh pada hari itu. Di Pasar Temanggung, misalnya, pasar induk yang berada di jantung kota Temanggung yang semula pada pagi hari ramai, pada pukul 10.00 mendadak ”berhenti”.
Kerusuhan yang diperkirakan melibatkan 800-1.000 orang, yang diduga dari luar kota Temanggung tersebut, menimbulkan ketakutan sehingga toko, kios, dan pusat perdagangan tutup. Pedagang memilih menutup toko mereka karena khawatir terjadi penjarahan.
Bupati Temanggung Hasyim Afandi mengimbau warga agar tenang serta tidak terpancing isu-isu yang memprovokasi dan merusak ketenangan kehidupan warga Temanggung.
Ya, semoga kota Temanggung yang nyaman ini segera kembali sejuk dan kondusif.(WHO/SON/EGI/WEN)
Sumber : http://cetak.kompas.com/read/2011/02/09/03290479/dalam.kepanikan.ada.titik.solidaritas
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar