Kamis, 24 Februari 2011

haa iki Keisuke Honda, bintang baru sepak bola Jepang

Kamis, 24 Februari 2011

Saatnya Menoleh ke (Keisuke) Honda

GETTY IMAGES/KOKI NAGAHAMA
ADI PRINANTYO

Piala Asia 2011 di Qatar baru saja usai dengan kesebelasan ”Samurai Biru” Jepang tampil sebagai juara. Di final, Jepang melibas tim favorit Australia dengan skor tipis 1-0. Salah satu kunci sukses Jepang adalah karena penampilan Keisuke Honda, bintang baru sepak bola Jepang setelah era Hidetoshi Nakata dan Shunsuke Nakamura.
Tak salah bila Honda, yang kini bermain di klub Rusia, CSKA Moskwa, terpilih sebagai pemain terbaik Piala Asia 2011. Tak bisa dimungkiri, Honda (24) adalah inspirator serangan Jepang. Dua gol dari titik penalti ia sumbangkan untuk ”Samurai Biru”. Satu ke gawang Suriah saat Jepang unggul 2-1. Satu lagi ke gawang Korea Selatan pada semifinal saat mereka unggul 3-0 dalam adu penalti (skor seri 2-2 hingga perpanjangan waktu).
Trio gelandang Jepang, yang diperkuat Honda bersama kapten Makoto Hasebe dan gelandang energik Yasuhito Endo, adalah lini tengah terbaik dari 16 kontestan Piala Asia 2011. Kekuatan ”trisula” gelandang ini sudah terasa sejak Piala Dunia 2010 Afrika Selatan ketika Jepang lolos ke babak kedua sebelum tersingkir Paraguay.
Aksi Honda di Piala Dunia 2010 adalah lompatan besar dalam kariernya sebagai pemain bola. Waktu itu tergabung di Grup E bersama Kamerun, Belanda, dan Denmark, tim Jepang dipandang sebelah mata.
Kamerun? Sudah langganan lolos ke Piala Dunia, dengan salah satunya, pada tahun 1990, lolos ke perempat final. Denmark dan Belanda sama- sama raksasa Eropa. Tim ”Dinamit” Denmark juara Eropa 1992. Sedangkan Belanda juara Eropa 1988 dan tiga kali finalis Piala Dunia, salah satunya pada tahun 2010.
Semua asumsi itu porak-poranda oleh Jepang. Pada laga pertama, mereka mengalahkan Kamerun 1-0 lewat gol Honda, memanfaatkan umpan lambung Shinji Okazaki. Orang terperangah saat Jepang, macan Asia—kekuatan ketiga di jagat sepak bola—melibas Kamerun dalam perhelatan akbar di benua mereka. Pada laga kedua, upaya mereka mengimbangi Belanda berakhir dengan kekalahan tipis 0-1.
Pada laga ketiga fase grup, Jepang lagi-lagi membuat dunia tercengang dengan kemenangan 3-1 atas Denmark. Lagi-lagi Honda menjadi bintang. Satu gol ia ciptakan pada menit ke-17, hasil tendangan bebas dari titik berjarak sekitar 30 meter dari garis gawang. Diselingi gol Yasuhito Endo, Honda lagi-lagi menjadi aktor di balik gol ketiga ”Samurai Biru”.
Tim Jepang terhenti di 16 besar setelah kalah adu penalti dari Paraguay. Banyak pengamat memuji penampilan heroik Jepang. Tetapi, puaskah Honda? ”Tidak. Saya malah kecewa berat karena kami punya peluang, sebuah kesempatan emas di babak 16 besar melawan Paraguay. Kami masih bisa berkembang lebih baik lagi,” ujarnya.

Gagal di Gamba
Karier Honda berawal saat dia bergabung dengan klub lokal Settsu FC sewaktu duduk di bangku kelas II SD. Selepas dari Settsu, ia mendaftar ke Gamba Osaka, klub raksasa di Jepang. Sayang sekali kemampuannya tak terpantau sehingga ia tidak dipromosikan ke Gamba yunior.
Terlecut semangatnya untuk maju, Honda bergabung dengan Seiryo High School FC di Ishikawa dan mulai bermain untuk tim sekolah itu. Dialah bintang tim Seiryo dalam turnamen antar-SMA di Jepang. Sebelum lulus SMA, Honda bergabung dengan Nagoya Grampus Eight sehingga bisa memperkuat Nagoya dan Seiryo. Selepas lulus SMA, dia 100 persen memperkuat Nagoya.
Kariernya berkembang saat klub Belanda VVV Venlo merekrutnya pada 16 Januari 2008. Aksinya yang memesona membuat dia digelari Keizer Keisuke, atau Kaisar Keisuke, oleh penggemar Venlo, yang musim itu bermain di Divisi 2 Liga Belanda. Penampilannya di Venlo mencapai puncak saat ia terpilih menjadi pemain terbaik Divisi 2 Belanda musim 2008-2009.
Klub Rusia, CSKA Moskwa, lalu tertarik menggaetnya dan sukses mentransfer Honda dari Venlo akhir Desember 2009. Nilai transfer Honda ke CSKA sekitar 6 juta euro (Rp 72,9 miliar), dengan masa kontrak empat tahun.
Debutnya di CSKA pun mengesankan, yakni saat berlaga melawan Sevilla pada leg kedua perdelapan final Liga Champions Eropa, ”panggung” mewah untuk pemain Asia. Apa yang diraih Honda? Satu gol dari tendangan bebas dan satu assist untuk gol pertama CSKA oleh Tomas Necid.
Kontribusi Honda membawa CSKA unggul 2-1 (3-2 dalam agregat gol) atas Sevilla, sekaligus mengantar mereka ke perempat final Liga Champions. Kesuksesan ini membuat ia menjadi pemain Jepang pertama yang tampil di perempat final Liga Champions Eropa, sekaligus mencetak gol di fase knock out turnamen antarklub Eropa itu.
Terhadap segala sukses bersama CSKA, Honda mengakui, awalnya ada sedikit kesulitan beradaptasi karena ada perbedaan budaya antara Jepang, Belanda (saat di VVV Venlo), dan Rusia, ketika di CSKA Moskwa. ”Memang ada sedikit kesulitan, tetapi ya itulah hidup di sepak bola,” kata Honda. ”Saya tidak bisa bahasa Rusia,” katanya.
Keberadaan Honda yang penting bagi CSKA Moskwa setidaknya bisa diketahui dari aksinya selama setahun di klub itu, yang terus mengilap. Ditunjang permainan di tim nasional yang mengesankan, CSKA masih diprediksi akan mempertahankan Honda hingga kontraknya berakhir, tahun 2014 nanti.

Klub Inggris
Soal keinginannya bergabung dengan klub lebih mendunia, Honda tak memungkirinya. Apalagi, kualitasnya bakal tertunjang oleh predikatnya sebagai pemain terbaik Piala Asia 2011. Satu lagi, Honda juga tercatat sebagai satu-satunya pemain Asia dalam 100 pemain terbaik dunia versi majalah Four Four Two terbitan Februari 2011. Daftar 100 pemain itu didominasi pemain Eropa dan Amerika Latin dan sebagian kecil asal Afrika, serta Amerika Utara dan Tengah.
”Klub besar mana pun saya mau. Tapi, kalau memungkinkan, saya ingin bermain di Inggris. Saya sering bertanya soal Liga Primer (Inggris) kepada Zoran Tosic dan Mark Gonzalez (keduanya rekan Honda di CSKA), yang pernah bermain di Liverpool dan Manchester United,” ujar Honda.
Ia juga yakin mampu bermain untuk Real Madrid. ”Tetapi, saya butuh keberuntungan besar supaya bisa pindah ke klub besar seperti itu,” katanya.
Praktis, setelah Nakata yang malang melintang di Liga Italia serta Nakamura yang bersinar di Celtic, orang kini menoleh ke Keisuke Honda bila membahas sepak bola Jepang.
Sumber : http://cetak.kompas.com/read/2011/02/24/03361667/saatnya.menoleh.ke.keisuke.honda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar