Rabu, 10 Maret 2010

haa iki isih melintasi jalur seram musi

sumber : http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/03/09/03574961/melintasi.jalur.seram.musi

JELAJAH MUSI 2010
Melintasi Jalur "Seram" Musi
Selasa, 9 Maret 2010 | 03:57 WIB
Beberapa jalur di sungai Musi dikenal ”seram” oleh masyarakat Sumatera Selatan yang berdiam di sepanjang aliran sungai. Salah satu jalur yang dikenal ”seram” itu adalah jalur Tanjung Raya di Kecamatan Pendopo hingga Tebing Tinggi di Kabupaten Empat Lawang, sepanjang 35 kilometer.
Pada Senin (8/3) pagi, tim Jelajah Musi 2010 mengarungi lintasan tersebut, yang merupakan rute awal ekspedisi ini. Perjalanan menggunakan tiga perahu karet dengan lima operator perahu dan sembilan penumpang.
Perjalanan awal sungguh mulus, selain ketinggian air sudah turun 2-3 meter dari dua pekan sebelumnya, arus sungai juga relatif tenang. Di samping itu, perjalanan tersebut menyenangkan karena sisi kanan kiri batang sungai dihiasi hutan yang menghijau lebat.
Pemandangan asri kami nikmati setidaknya hingga 12 kilometer pertama dari Tanjung Raya. Tim juga bertemu dengan sekawanan monyet di hutan lindung di sebelah kanan sungai, gerombolan kelelawar di kiri sungai, dan monyet berbulu kuning kemerahan yang memiliki ekor panjang (Presbytis melalophos), yang oleh masyarakat lokal disebut simpai.
Jeram liar
Di sela-sela pemandangan asri itu, tim harus melalui jeram- jeram liar.
Jeram-jeram awal dapat dilalui dengan lancar. Namun, perjalanan selanjutnya terasa menegangkan karena harus melalui jeram-jeram besar yang membutuhkan keterampilan operator perahu. Salah satu perahu karet tim bahkan terbalik di jeram besar.
Tim terbalik tepat di jeram besar di Desa Canggu, Kecamatan Talang Padang. Berkat kesigapan teman-teman tim dari dua perahu lain, tim yang perahunya terbalik bisa selamat.
Tommy, salah seorang operator perahu karet dari klub Arung Jeram Pagaralam, mengatakan, dibandingkan dengan sungai-sungai lain yang dipakai untuk berarung jeram, jeram-jeram di Sungai Musi tergolong grade dua atau tiga. ”Cukup menantang,” ujarnya.
Selain tantangan jeram besar dan kecil, tim juga bertemu dengan pusaran-pusaran air berbahaya di beberapa titik. Pusaran yang bisa menyedot perahu atau kapal kapan saja saat banjir besar tiba. Pusaran di jeram kecil-kecil yang melewati batu-batu besar bahkan ditemukan sampai wilayah Tebing Tinggi.
Besarnya tantangan-tantangan jeram dan pusaran itulah yang menyebabkan masyarakat setempat menyebutnya jalur Sungai Musi itu sebagai jalur ”seram”. (HLN/ONI/MZW/jan/mul)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar