Rabu, 10 Maret 2010

haa iki piye?

Sumber : http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/03/10/03333125/bangkitnya.aliansi.teroris
Bangkitnya Aliansi Teroris
Jenazah yang Diduga Dulmatin Akan Diuji Tim Forensik
Rabu, 10 Maret 2010 | 03:33 WIB
Jakarta, Kompas - Kelompok yang diduga terkait terorisme dari poros di Aceh-Banten-Jawa Barat diindikasi merupakan bentuk bangkitnya aliansi dari sejumlah kelompok yang berideologi serupa. Hal itu terindikasi dalam operasi terorisme polisi dua pekan terakhir.
Informasi yang dihimpun di kepolisian, Selasa (9/3), menyebutkan, sedikitnya ada empat kelompok yang terlibat dalam poros Aceh-Pamulang yang dibekuk polisi selama dua pekan operasi. Salah satu di antaranya masih terkait Al-Jama’ah Al-Islamiyah. Tak ada unsur Gerakan Aceh Merdeka yang terlibat. Sementara beberapa dari para tersangka yang ditangkap hidup dan mati tersebut juga merupakan pemain lama, buronan, dan bekas narapidana terorisme.
Indikasi senada juga diungkapkan Noor Huda Ismail, Direktur Eksekutif Yayasan Prasasti Perdamaian. Yayasan tersebut menangani proses pemulihan sosial mantan narapidana terorisme di Indonesia.
”Indikasi itu memang demikian adanya. Bangkitnya aliansi taktis dari berbagai kelompok karena prinsip kerja sama kelompok untuk suatu tujuan tetap terpelihara. Ini, misalnya, juga terjadi pada kelompok radikal di Filipina,” tutur Noor Huda.
Informasi di kepolisian menyebutkan, pascatertangkapnya ”tokoh-tokoh” jaringan teroris, para pengikutnya tetap berupaya untuk bangkit kembali dengan strategi yang lebih rapi. Wilayah Aceh dimanfaatkan sebagai basis pelatihan yang ideal karena merupakan bekas daerah konflik. Tidak tertutup kemungkinan, kelompok aliansi tengah memproyeksikan model serangan baru, tak lagi sekadar pengeboman.
Dari operasi di Aceh Besar sejak 20 Februari, 15 tersangka ditangkap hidup dan dua tersangka ditangkap mati. Polisi menyita ribuan peluru dan sejumlah senjata api.
Kelompok di Aceh terendus polisi mengadakan pelatihan militer yang diikuti peserta dari sejumlah wilayah di Indonesia, tak hanya Jawa Barat dan Banten. Beberapa dari tersangka itu pernah terlibat dalam pengeboman Kedutaan Besar Australia tahun 2004. Selain itu, polisi juga telah meringkus dua orang di Jawa Barat yang diduga terlibat pemasokan senjata.
Sementara dari operasi tim satgas antiteror Polri di dua lokasi di Pamulang, Tangerang Selatan, Banten, Selasa, tiga orang ditangkap mati dan tiga orang ditangkap hidup. Polisi tak menemukan bahan peledak di lokasi pengepungan. Salah satu dari tiga jenazah itu diduga polisi adalah buronan lama, Dulmatin. Meski demikian, kepastian identitas jenazah tersebut masih akan diuji oleh tim forensik Polri.
”Tapi identitas yang ada di tubuhnya (yang diduga Dulmatin) hanya YI,” ujar kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Edward Aritonang dalam jumpa pers.
”Penggerebekan itu merupakan pengembangan dari hasil keterangan tersangka teroris yang ditangkap sebelumnya di Jakarta, Jawa Barat, dan Aceh,” tutur Edward.
Insiden di warnet
YI tewas ditembak polisi di Warnet Multiplus Ruko Puri Pamulang Blok A No 6 di Jalan Siliwangi, Pamulang, pukul 11.30. Dari jasad YI, polisi menyita sepucuk revolver berisi 6 peluru yang salah satunya sudah ditembakkan dan 7 butir peluru lain.
”Ia ditembak karena sebelumnya menembak polisi yang dibalas oleh polisi,” ujar Edward.
Sidik, operator warung telekomunikasi yang berada di lantai dua ruko Multiplus, menuturkan, ruko itu dibuka sejak pukul 10.00. Sekitar pukul 11.15, sepasang suami-istri masuk ruangan warnet yang saat itu sudah terisi dua pelanggan lainnya.
Namun, berselang lima menit, masuk seseorang dengan perawakan sedang, tinggi sekitar 170 sentimeter. Ia menempati bilik nomor 9, bersebelahan dengan pria yang masuk bersama istrinya. ”Orangnya berewokan dan wajahnya mirip orang Aceh,” tutur Sidik.
Tak lama setelah orang itu masuk, perempuan yang datang bersama suaminya tersebut keluar dan menuju ke Salon Rinova, Blok A No 4, yang hanya berjarak dua ruko dari Multiplus.
”Baru lima menit si orang yang berewokan itu mengoperasikan komputer, muncul seseorang lagi. Namun, ia lalu turun lagi ke lantai satu. Tidak lama, tujuh anggota berseragam lengkap dan bersenjata memasuki ruangan warnet. Setelah itu terjadi tembak-menembak,” kata Sidik.
Sementara di Jalan Setiabudi, Pamulang, R dan H ditembak ketika berusaha kabur sekitar pukul 12.20 dengan mengendarai sepeda motor Suzuki Thunder. Tak jauh dari lokasi itu, di Gang Asem, polisi satgas antiteror menangkap BR alias AH dan Sb alias I. Polisi juga menahan seorang perempuan beserta ketiga anaknya. Namun, ketiga anak ini tidak terkait dengan terorisme.
Hasmi (56), saksi yang berada sekitar dua meter dari tempat penembakan dua tersangka ini, mengatakan, keduanya sempat turun dari sepeda motor. Namun, karena melawan dan akan melarikan diri, polisi langsung menembak kedua orang itu dengan posisi yang terpisah.
Ketua RT 03 RW 05 Pamulang Barat, Kecamatan Pamulang, M Zaini mengatakan, keduanya tinggal di rumah dokter Fauzi di Gang Asem. Menurut Zaini, sejak mengikuti pengajian Abu Jibril, dokter Fauzi tidak pernah lagi ikut pengajian dengan warga.
Ketiga jenazah itu lalu dibawa ke Rumah Sakit Polri Sukanto, Jakarta Timur, pukul 13.45 dan pukul 15.30. Ketiga jenazah dibungkus menggunakan kantong jenazah warna oranye.
Tak tuntas
Noor Huda menambahkan, dari sudut pandang keamanan, operasi polisi terbilang sukses untuk mencegah terjadinya aksi serangan teroris. Namun, dari segi keberlanjutan keamanan, pendekatan legal formal saja terhadap terorisme tidak menuntaskan masalah jangka panjang.
”Tangkap, tangkap, tetapi balik lagi. Tak ada pendekatan sosio-antropologis dari negara. Tersangka figuran dibuikan, tetapi akhirnya malah mengkristal karena mereka secara sosial teralienasi,” kata Noor Huda.
Noor Huda menambahkan bahwa operasi terorisme akan lebih legitimate di mata masyarakat jika prestasi itu diikuti perbaikan kultur polisi di bidang keresersean.
”Jangan sampai masyarakat skeptis karena di bidang lain citra reserse buruk. Warga akhirnya lengah dan tak yakin bahwa operasi terorisme itu operasi yang orisinal,” kata Noor Huda. (SF/TRI/PIN/WIN)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar