Kamis, 27 Januari 2011

haa iki Bromo Mengeluarkan Lava Pijar

VULKANOLOGI
Bromo Lontarkan Material Pijar
Kamis, 27 Januari 2011 | 04:17 WIB
 
 
MALANG, KOMPAS - Erupsi Gunung Bromo masih terus terjadi. Akan tetapi, status Gunung Bromo masih tetap pada Siaga level III.
Hal itu dinyatakan Muhammad Syafii, Ketua Pos Pengamatan Gunung Bromo, di Dusun Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, saat dihubungi dari Malang, Jawa Timur, Rabu (26/1).
Letusan pada Rabu mengakibatkan kota Lumajang diguyur hujan debu sejak pagi hari. Dalam beberapa jam saja, mobil yang diparkir di pinggir jalan berubah warna menjadi putih kecoklatan. Hujan abu baru mereda sore hari berbarengan dengan turun hujan.
Warga cukup terganggu dengan hujan abu yang termasuk cukup besar itu. Abu menyebabkan mata perih dan mengganggu pernapasan. Kendaraan jurusan Lumajang-Jember sampai harus menyalakan lampu karena suasana agak gelap. ”Hari ini hujan abu paling besar,” kata Hasan, penjual masker di Jalan Jenderal Sudirman, Lumajang.
Menurut Syafii, dari pos pemantauan Bromo terlihat asap masih mengepul dengan warna kelabu tebal kecoklatan setinggi 400-800 meter. Abu tak lagi mengenai pos pemantauan yang berjarak 2,5 kilometer dari Gunung Bromo. Namun, suara gemuruh masih terdengar.
Tremor terus terjadi amplitudo maksimal 25-38 milimeter. ”Material pijar dari Gunung Bromo kadang-kadang terlihat setinggi 200 meter dan jarak lontar sejauh 300-500 meter,” kata Syafii.
Masyarakat dan pengunjung masih dilarang memasuki kawasan Gunung Bromo dengan radius 2 km dari kepundan.
”Abu masih ada. Jika tidak mengarah ke Probolinggo, ya, ke Lumajang, tergantung arah angin,” kata Kepala Bagian Tata Usaha Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Suwarto.
Dari pemantauan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, di wilayah Gunung Bromo angin bertiup dari arah barat dan barat laut dengan kecepatan 4-24 km per jam. Tiupan angin ke arah timur dan selatan menyebabkan hujan abu Bromo lebih banyak mengguyur Lumajang dan Probolinggo.

Kondisi Semeru
Adapun Gunung Semeru, menurut Arifin, petugas pemantau Gunung Semeru di Pos Pemantauan Gunung Sawur, Lumajang, aktivitasnya normal dan landai. Tidak ada peningkatan aktivitas vulkanik.
Setiap hari terjadi 71 kali letusan, biasanya Gunung Semeru rutin meletus 65 hingga 80 kali per hari, dan terjadi tremor 4 kali per hari.
Sejauh ini tidak ada tanda-tanda akan terjadi guguran awan panas seperti pada tanggal 3 November 2010.
Apabila sampai sekarang Semeru tidak diizinkan bagi pendaki, penyebabnya adalah banyak jalan setapak yang longsor, serta sering terjadi badai di lereng Semeru. Banyak pepohonan yang roboh sehingga bisa membahayakan pendaki.
”Jadi bukan karena bahaya letusan,” tutur Arifin.
(SIR/ANO/DIA)
Sumber : http://cetak.kompas.com/read/2011/01/27/04170653/bromo.lontarkan.material.pijar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar