Rabu, 15 September 2010

haa iki Selayaknya Pemimpin Itu

Pemimpin Lebih Banyak Berbuat Salah
Rabu, 15 September 2010 | 13:30 WIB
 
YOGYAKARTA, KOMPAS - Melawan kebiasaan didatangi bawahan dan rakyat, Wali Kota Yogyakarta Herry Zudianto mendatangi pegawai Pemerintah Kota Yogyakarta dan rakyat untuk minta maaf. Menurutnya, pemimpin lebih banyak berbuat salah dibanding bawahan atau rakyat.
"Kemungkinan pemimpin berbuat kesalahan jauh lebih besar daripada yang dipimpin. Dampak dari kesalahan dan kekhilafan yang dibuat pemimpin pasti lebih besar dari yang dipimpinnya. Karenanya, saya merasa sayalah yang harus mendatangi mereka untuk meminta maaf," kata Herry di Balaikota Yogyakarta, Selasa (14/9).
Herry yang akan mengakhiri jabatannya setelah periode kedua pada 2011 menambahkan, ia mendapat inspirasi untuk melawan kebiasaan saat pegawai mengantre panjang mendatangi dirinya untuk bermaafan. "Waktu itu, dalam hati saya berpikir, ini jangan-jangan yang lebih salah saya, kenapa mereka yang bersusah-susah memohon maaf ke saya?" kata Herry.
Karena itu, mulai 2008, Herry membalik kebiasaan tersebut. Karena merasa yang lebih banyak punya potensi berbuat salah, Herry mendatangi seluruh kantor satuan kerja di lingkungan Pemkot. Dengan didampingi Wakil Wali Kota Haryadi Suyuti dan Sekretaris Daerah Rapingun, Herry berkeliling menyalami satu per satu pegawai yang berjumlah ribuan sambil disertai kalimat "Minal aidin". Membagi berkah
Herry juga memberikan wejangan singkat kepada para pegawai untuk meningkatkan kinerja dan menyerahkan bingkisan berisi kue-kue kering kepada setiap satuan kerja yang disambanginya. Ia menyebut bingkisan itu sebagai simbolisasi berkah yang dibawa pemimpin bagi anak buahnya.
Pada tahun ketiga kebisaan itu, Herry membagi rangkaian silaturahmi selama dua hari. Hari pertama dilakukan di 32 instansi yang berkantor di dalam dan luar kompleks balaikota. Sepuluh instansi lain akan didatangi pada hari kedua.
Silaturahmi "jemput bola" itu juga akan dilakukan kepada warga yang dipusatkan di dua kecamatan yakni Mantrijeron (wilayah selatan) dan Gondokusuman (wilayah utara). Perwakilan masyarakat dan aparat dari 14 kecamatan se-Yogyakarta dikumpulkan di kedua kecamatan tersebut pada Rabu ini. Teladan
Hageng Nugroho, pegawai di kompleks balaikota, mengaku senang dengan model silaturahmi yang dilakukan Herry. "Sebagai pegawai, saya merasa dihargai. Ini juga tidak membuat (pegawai) susah-susah antre," katanya.
Sosiolog Universitas Gadjah Mada, Arie Sudjito, juga menyambut positif tradisi silaturahmi seperti ini. "Ini bisa menjadi keteladanan bahwa pemimpin tidak elitis dan harus menjalin komunikasi ke bawah," ujarnya.
Namun, ia berharap hal ini tidak berhenti pada simbolisasi praktik kebudayaan saja, melainkan juga harus ditransformasikan pada praktik pemerintahan sehari-hari.
"Mudah-mudahan hal ini bisa ditangkap juga oleh seluruh jajaran birokrasi di bawah Herry sebagai pesan untuk bekerja hingga menyentuh lapisan bawah. Dengan demikian, dampak positif bagi masyarakat juga akan terasa," katanya. (ENG)
Sumber : http://cetak.kompas.com/read/2010/09/15/13303080/pemimpin.lebih.banyak.berbuat.salah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar