Jl RE Martadinata Ambrol
Indonesia Jago Desain, Namun Lemah dalam Pengawasan
Moksa Hutasoit - detikNews
Jakarta - Ambrolnya Jalan RE Martadinata sepanjang 103 meter menjadi cermin dari buruknya pengawasan terhadap infrastruktur yang ada. Jika pengawasannya ketat, peristiwa di Jl RE Martadinata mungkin saja bisa dihindari.
"Persoalan kita di quality control yang lemah, kita terlalu banyak memberi toleransi. Soal desain, saya yakin di PU (Kementerian Pekerjaan Umum) itu jago-jago semua," ujar pakar jalan raya asal UI, Dr Ir Sigit, kepada detikcom, Jumat (17/9/2010).
Sigit menjelaskan, dalam setiap pengerjaan jalan raya, ada beberapa hal yang harus diperhatikan betul-betul oleh kontraktor maupun pemerintah.
Dalam pembuatan jalan aspal, harus dicek dulu berapa kekuatan tanah serta aspalnya. Aspal memiliki tingkat kepanasan yang optimal untuk membuatnya menjadi kuat. Jika tidak, aspal dan batuan bisa jadi tidak maksimum tingkat kerekatannya.
"Jadi bukan hanya asal dipanasi begitu saja, jika panasnya kurang, yah jangan dipaksakan sebelum dilindas dengan alat berat," jelas Sigit.
Setali tiga uang dengan proses pembetonan. Kekentalan semen harus selalu terjaga. Dan inilah tugas pengawas untuk memastikannya.
"Saya yakin PU pasti memiliki standar khusus untuk setiap proyek," ungkap Sigit.
Setelah proyek selesai, pengelola juga harus dapat menjamin air terus mengalir dengan baik di jalan. Sigit mewanti-wanti tidak boleh ada air yang tergenang sekian lama di jalanan. Makanya, Sigit meminta agar setiap jalan diberi kemiringan 1-2 persen agar air bisa mengalir ke saluran.
"Jalanan itu paling takut sama air," imbuhnya.
103 Meter Jl RE Martadinata merupakan jalur penting ekonomi yang menghubungkan Pelabuhan Tanjung Priok, ambrol pada pukul 04.00 WIB, Kamis kemarin. Syukurlah tidak ada korban dalam kejadian itu. Akibatnya, lalu lintas dialihkan ke Sunter. (mok/nrl)
Sumber : http://www.detiknews.com/read/2010/09/17/081856/1442136/10/indonesia-jago-desain-namun-lemah-dalam-pengawasan?991102605
Tidak ada komentar:
Posting Komentar