Kamis, 28 Oktober 2010

haa iki Korban Mentawai

311 Tewas di Mentawai
Kamis, 28 Oktober 2010 | 04:01 WIB
 
 
 
Sikakap, Kompas - Keterbatasan personel dan sulitnya akses transportasi menuju lokasi yang diluluhlantakkan tsunami membuat upaya evakuasi pada hari Rabu (27/10) tidak maksimal. Hingga pukul 22.30 semalam, sedikitnya 311 korban ditemukan tewas dan 426 korban hilang.
Antarizon, Kepala Seksi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumatera Barat, mengatakan, 77 korban mengalami luka berat dan 25 orang menderita luka ringan. ”Bantuan medis dan tambahan personel evakuasi mendesak dibutuhkan oleh para korban bencana tsunami di wilayah Pulau Pagai Utara dan Pagai Selatan, Kabupaten Kepulauan Mentawai,” kata Antarizon.
Ucapan dukacita dan tawaran bantuan dari mancanegara pun berdatangan.
Dari Washington, Amerika Serikat, Presiden Barack Obama menyatakan turut berdukacita atas jatuhnya korban jiwa dalam bencana tsunami menyusul gempa di Kepulauan Mentawai, Sumatera, Senin.
”Michelle (Obama) dan saya sangat berduka atas jatuhnya korban jiwa, luka-luka, dan kerusakan yang terjadi akibat gempa bumi dan tsunami di Sumatera Barat baru-baru ini,” tutur Obama.
Perdana Menteri Australia Julia Gillard menyampaikan ucapan turut berdukacita saat berbicara di hadapan Parlemen Australia di Canberra. ”Saya menyayangkan jatuhnya korban jiwa dan kerusakan yang terjadi, dan tentu saja kami bersimpati kepada keluarga korban. Pemerintah Australia menawarkan bantuan kepada Pemerintah Indonesia jika diperlukan,” tutur Gillard.
Dari Vatikan, Paus Benediktus XXI menyerukan kepada komunitas internasional untuk segera menggerakkan bantuan bagi para korban tsunami di Indonesia dan banjir bandang di Benin, Afrika Barat. Paus memastikan akan mendoakan masyarakat di Asia dan Afrika dalam audiensi publik mingguan, Rabu.
Tawaran bantuan juga disampaikan Presiden Filipina Beniqno Aquino III di sela-sela KTT ASEAN di Hanoi, Vietnam, pada hari Rabu. ”Kami siap membantu dengan cara apa pun,” ujar Aquino.
Meski demikian, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan, Indonesia saat ini belum membutuhkan bantuan internasional dalam proses pertolongan bencana tsunami di Mentawai maupun letusan Gunung Merapi.

Presiden pulang
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang tengah melakukan kunjungan kenegaraan dan menghadiri KTT ASEAN serta KTT Asia Timur di Hanoi, Vietnam, Rabu sore, memutuskan pulang ke Tanah Air untuk memantau dan meninjau langsung lokasi bencana di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.
Setibanya di Bandar Udara Minangkabau, Padang, Presiden Yudhoyono langsung mendengarkan laporan Wapres Boediono di ruang VIP Bandara Minangkabau tentang hasil kunjungannya ke lokasi bencana di Kepulauan Mentawai dan ke Gunung Merapi.
Dijadwalkan, Presiden Yudhoyono akan kembali lagi ke Hanoi untuk menghadiri serah terima jabatan sebagai pimpinan sidang KTT ASEAN tahun depan di KTT ASEAN. ”Presiden Yudhoyono memang ingin meninjau dulu dan rencananya juga akan meninjau ke lokasi bencana, Kamis pagi. Setelah itu, baru kembali ke Hanoi,” ujar Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha di Bandar Udara Minangkabau, Rabu malam.
Namun, Julian belum bisa memastikan kapan waktu yang tepat bagi Presiden kembali ke Hanoi.
Sementara itu, gempa bumi lain dirasakan di Bandung, Rabu pukul 21.48. Menurut informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), kekuatan gempa 4,5 skala Richter, berpusat 54 kilometer sebelah tenggara Bandung dengan kedalaman 33 kilometer. Guncangan gempa cukup mengagetkan sejumlah warga di Kota Bandung.

Tertahan
Menurut Antarizon, saat ini bantuan logistik dan obat-obatan sebagian besar tertahan di Padang karena cuaca buruk.
Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin di Jakarta menyatakan, Indonesia harus memiliki standar penanganan bencana yang cepat, tepat, dan bermanfaat. Ini karena Indonesia nyaris menjadi negara musibah.
”Jangan sampai seperti sekarang, hingga hari ketiga musibah tsunami di Mentawai, bantuan dari pemerintah dan masyarakat belum bisa diterima para korban. Tim Muhammadiyah juga masih tertahan di Padang,” tutur Din.
Kemarin (dua hari setelah tsunami menyapu Pulau Sipora, Pulau Pagai Selatan, dan Pulau Pagai Utara), baru sebagian kecil korban selamat dari Dusun Muntei Baru Baru, Desa Betumonga, Kecamatan Pagai Utara, yang bisa dievakuasi ke Puskesmas Sikakap, di Desa Sikakap, Kecamatan Sikakap.
Dusun Muntei Baru Baru adalah lokasi terdekat dari Kecamatan Sikakap yang menjadi pusat keramaian di Pulau Pagai Utara dan Pagai Selatan dengan jarak sekitar satu jam pelayaran melalui sarana kapal bermesin.
Kepala Desa Betumonga Jonni Siritoituet mengatakan, banyak korban tewas karena tak ada pertolongan.
”Di Dusun Sabenggung, Desa Betumonga, ada 32 korban yang saya temukan hidup setelah tsunami, tapi kemudian tewas karena tidak ada pertolongan,” kata Jonni.
Korban tewas di Dusun Muntei Baru Baru 83 orang. ”100 orang lagi hilang dan jenazahnya belum ditemukan,” kata Jonni.(INK/BIL/UKI/JOS/JON/LKT/HAR/ARN/NWO/DHF/AFP/AP/BAY)

Sumber : http://cetak.kompas.com/read/2010/10/28/04015876/.311.tewas.di.mentawai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar