Jumat, 01 Oktober 2010

haa iki Pendapat cak Nun

01/10/2010 - 07:31
Bangsa Ini Tengah Sakit!
R Ferdian Andi R
Emha Ainun Nadjib
(inilah.com)
INILAH.COM, Jakarta - Di usia 65 tahun merdeka dan 12 tahun reformasi, beragam persoalan terasa kian menyesakkan republik ini. Ironinya, aksi kekerasan hampir menjadi menu rutin masyarakat. Ada apa dengan republik ini?
Tidak perlu memutar memori jauh-jauh, tak kurang selama hitungan puluhan jam terakhir, ragam aksi kekerasan muncul di Tarakan, Kalimantan Timur, dan Ampera, Jakarta Selatan. Kedua peristiwa tersebut berlangsung pada 28-29 September lalu.
Hal itu pun berlanjut dengan aksi 'bom bunuh diri' di Kalimalang, Jakarta Timur, Kamis (30/9) pagi diikuti dengan aksi bentrokan sesama warga di Menteng, Jakarta pada siang harinya.
Budayawan Emha Ainun Nadjib menyebutkan persoalan yang terjadi akhir-akhir ini terjadi akibat negara dalam keadaan sakit. Layaknya badan manusia, sistem metabolisme tidak beroperasi secara benar. “Jadi bangsa sakit itu, berbuat apapun menjadi keburukan," tegasnya kepada INILAH.COM melalui saluran telepon, Kamis (30/9).
Lebih dari itu, Cak Nun demikian ia sering disapa, juga menuturkan, Indonesia tidak memenuhi syarat disebut sebagai negara. Ia mengibaratkan nasi yang berasal dari padi kemudian menjadi beras pada akhirnya menjadi nasi setelah melalui proses dimasak.
“Nah negara itu ada syaratnya, ada racikannya. Indonesia menjadi negara tidak sah dan batal karena tidak memenuhi persyaratan,” paparnya. Ia menyebutkan, yang terjadi saat ini yang berlaku hanya konotatif tidak denotatif.
Suami penyanyi Novia Kolopaking ini mencontohkan tidak adanya kejelasan antara kewenangan pemerintah dan negara. “Misalnya Istana itu gedung negara atau pemerintah? Gedung DPR itu gedung pemerintah atau DPR?” tanyanya.
Situasi seperti inilah, menurut Cak Nun, jika diibaratkan permainan sepakbola saat ini tidak bisa disebut permainan sepakbola lagi. “Kalau aturannya berbeda, sudah tak menentu, namanya bukan sepakbola lagi,” demikian Cak Nun mengibaratkan.
Oleh karenanya, Cak Nun menyebut wajar jika saat ini terjadi aksi bentrok dan tawuran massa di tengah masyarakat karena disebabkan orang tidak percaya lagi dengan apa yang dihadapinya. “Dipikir nasi ternyata bukan. Dipikir kerbau ternyata sapi. Dipikir pemerintah ternyata bukan,” tandasnya.
Ia menuturkan kehancuran akan terjadi jika muncul ketidakpercayaan pada yang lain. Seperti menteri tidak percaya kepada dirjen, dirjen tidak percaya kepada irjen dan seterusnya. “Inilah yang membuat bentrok. Apalagi mereka tidak percaya pada dua yang lain yakni Tuhan dan dirinya sendiri,” cetus pimpinan Kyai Kanjeng ini.
Jika merujuk definisi umum negara bisa disebut gagal jika publik tidak ada lagi jaminan keamanan. Selain itu, kasus perusakan tempat-tempat ibadah merupakan salah satu hal yang khas bagi negara gagal.
Negara gagal juga pantas disandang bagi pemerintah yang tidak mampu menyediakan kebutuhan pokok, seperti pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, penyediaan bahan kebutuhan pokok.
Di samping itu, praktik korupsi dilakukan lembaga yang sebenarnya mempunyai tugas pokok melindungi rakyat, masyarakat, dan negara terhadap gangguan korupsi. Sebut saja korupsi dilakukan oleh lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif.
Dalam praktiknya negara gagal juga terjadi praktik persekongkolan antara negara dengan para preman, mafia dan teroris. Tidak sekadar itu, bentrokan horizontal di antara kelompok masyarakat yang sebenarnya tidak perlu terjadi, namun justru terjadi. Semua dari indikasi tersebut menunjukkan ketidakberdayaan aparat negara.
Apakah negara ini sudah gagal? Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat Saan Mustofa menyebutkan istilah negara gagal tidak tepat. “Sangat berlebihan jika Indonesia disebut negara gagal. Ini hanya disebabkan kurang optimal lembaga keamanan saja,” tepisnya ditemui di Gedung DPR Jakara, Kamis (30/9).
Namun faktanya syarat Indonesia menjadi negara gagal telah di depan mata. Karena faktanya telah raib rasa keamanan, melambungnya harga kebutuhan pokok, termasuk konflik horizontal dengan motif ras maupun agama. Di atas semua itu, negara absen dalam persoalan yang dihadapi masyarakat. Masih belum mau disebut negara gagal? [mdr]

Sumber : http://www.inilah.com/news/read/politik/2010/10/01/856961/bangsa-ini-tengah-sakit/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar