Jumat, 22 Oktober 2010

haa iki Perkembangan Aktivitas Merapi

Gempa Merapi Meningkat
Jumat, 22 Oktober 2010 | 04:13 WIB
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA
Petugas hansip berlatih mendirikan tenda untuk evakuasi pengungsi saat menghadapi bencana letusan Gunung Merapi di halaman Balaidesa Bawukan, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Kamis (21/10). Sejak meningkatnya status Merapi menjadi siaga, sosialisasi dan pelatihan terus diadakan bagi warga.
 
 
YOGYAKARTA, KOMPAS - Aktivitas vulkanik Gunung Merapi terus meningkat sejak Rabu hingga Kamis (21/10) petang, padahal beberapa hari terakhir sempat turun. Gempa multifase, yang menjadi penanda pertumbuhan kubah lava, meningkat drastis hingga 479 kali sepanjang hari Rabu.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Badan Geologi Subandriyo mengatakan, antara pukul 00.00 dan 07.00 Kamis kemarin tercatat gempa vulkanik tujuh kali, gempa multifase 69 kali, dan guguran lava 32 kali. Namun, hingga pukul 19.15 kemarin Merapi masih berstatus waspada.
Sejak Kamis (21/10) pukul 18.00 semalam, status Merapi juga telah ditingkatkan dari waspada menjadi siaga, atau level tertinggi kedua. Kepastian peningkatan status itu diperoleh dari Bupati Sleman, DI Yogyakarta, Sri Purnomo, Kamis malam. Sleman merupakan salah satu dari empat wilayah kabupaten yang berada di sisi selatan Merapi. ”Saya sudah menerima informasi dari staf soal peningkatan status tersebut yang diumumkan BPPTK pukul 18.00. Kami segera berkoordinasi untuk mempersiapkan segala hal sesuai dengan prosedur yang menyertai status tersebut,” kata Sri.
Menurut Subandriyo, Senin lalu, gempa multifase Merapi hanya 201 kali. Beberapa parameter lain yang menunjukkan peningkatan adalah gempa vulkanik menjadi 39 kali dari 23 kali dan guguran menjadi 85 kali dari 52 kali.
Pada tanggal 18 dan 19 Oktober, gempa vulkanik tercatat lima kali dan tiga kali, kemudian meningkat menjadi 14 kali, dan vulkanik dangkal yang semula hanya 18 kali dan 14 kali pada Rabu juga meningkat menjadi 28 kali.
Peningkatan frekuensi gempa multifase menunjukkan pertumbuhan kubah lava. ”Peningkatan itu menjadi indikasi magma sudah dekat dengan permukaan, jaraknya sekitar 1 kilometer. Ini juga mengindikasikan bahwa Merapi menuju proses erupsi.”
Namun, menurut Subandriyo, belum bisa diketahui kapan waktunya dan akan mengarah ke mana letusannya.
Proses menuju erupsi Merapi tahun ini, kata Subandriyo, agak berbeda dengan proses-proses praerupsi sebelumnya. Salah satunya adalah tingginya frekuensi gempa vulkanik. ”Dalam erupsi-erupsi sebelumnya, gempa vulkanik tidak lebih dari sepuluh kali per hari,” katanya.
BPPTK melihat hal ini sebagai indikasi energi magma yang bergerak dari perut Merapi tinggi.
Namun, Subandriyo mengatakan, hal itu bukan berarti letusan nanti akan besar. Pasalnya, ada variabel-variabel lain yang lebih menentukan, seperti besaran magma, kandungan gas, dan tekanan.

Jalur pendakian
Dari wilayah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, dilaporkan, jalur pendakian melalui Babadan di Kecamatan Dukun, Magelang, ditutup sejak Rabu (20/10) karena aktivitas kegempaan Merapi meningkat signifikan. ”Peningkatan aktivitas ini dinilai sudah cukup membahayakan,” ujar Ismail, petugas Pos Pengamatan Babadan, Magelang.
Penutupan jalur pendakian ini dilakukan atas rekomendasi kantor BPPTK Yogyakarta. Sebelumnya, pendakian masih diperbolehkan asalkan berkoordinasi dengan pos pengamatan Gunung Merapi.
Ada dua jalur pendakian Gunung Merapi, yaitu melalui Babadan dan Selo (Boyolali). Jalur Babadan biasanya diminati wisatawan dari Eropa. Pada hari-hari biasa, jumlah turis asing yang melalui jalur ini berkisar 4-15 orang per hari.
Warga di di Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, yang berjarak 4,5-5 kilometer dari puncak Merapi, semakin sering mendengar suara gemuruh. Suara itu terdengar baik siang maupun malam hari.
”Suaranya geluduk-geluduk, seperti batu berjatuhan. Biasanya selama 15 menit. Selang dua jam kemudian terdengar lagi,” kata Sukono, Kepala Desa Balerante saat mengikuti pelatihan bongkar pasang tenda di lapangan Balai Desa Bawukan, Kecamatan Kemalang, Klaten. (ENG/EGI/EKI)

Sumber : http://cetak.kompas.com/read/2010/10/22/04134698/gempa.merapi.meningkat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar