Senin, 04 Oktober 2010

haa iki Ungkapan Kata Pak Yusril II

04/10/2010 - 18:30
Inilah Unek-Unek Yusril tentang Pemerintahan SBY (2)
Yusril Ihza Mahendra
(inilah.com/Agung Rajasa)
INILAH.COM, Jakarta – Di tengah krisis kewibawaan, pemerintah masih berupaya membangun citra memberantas korupsi. Namun upaya ini tak berhasil memulihkan citra itu, kendatipun bagi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), citra menjadi panglima.
Mantan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Yusril Ihza Mahendra mengemukakan hal itu dalam pernyataan tertulisnya kepada INILAH.COM, Senin (4/10). Dia mengemukakan hal itu terkait dengan Kini, pemerintahan Presiden SBY-Boediono yang sebentar lagi genap setahun setelah dilantik 20 Oktober 2009.
Namun, Yusril menilai pemulihan citra itu gagal lantaran pemerintah tidak konsisten dan terkesan tebang pilih dalam memberantas korupsi. Sejumlah kasus lama dibongkar-bongkar seperti kasus penyuapan sejumlah anggota DPR dalam pemilihan Miranda Goeltom sebagai Deputi Senior Gubernur BI. Kasus Sisminbakum diangkat kembali, walau sejak awal awam pun tahu ada rekayasa di balik semua itu.
“Namun, kalau menyinggung bail out Century, segala upaya dilakukan agar mega skandal ini tidak terkuak karena akan menohok substansi legalitas Pemilu 2009 dengan komposisi anggota DPR seperti sekarang dan Pilpres 2009 yang dimenangkan SBY-Boediono. IT KPU kini sudah hilang dari ingatan publik. Padahal, kalau ini terkuak, akan ketahuan juga bagaimana sesungguhnya rekayasa Pemilu 2009 dilakukan,” ujar Yusril.
Mantan Menteri Sekretaris Negara itu mengecam pemerintah yang di tengah krisis kewibawaan itu sibuk membela dan mempertahankan diri dengan membangun citra bagus dan aduhai. Ketua Dewan Syuro Partai Bulan Bintang –salah satu dari dua partai yang mengusung SBY pada Pemilu Ppresiden 2004- itu juga menilai pemerintah lalai mengantisipasi dan menyelesaikan hal-hal yang berpotensi menjadi konflik di kalangan masyarakat kelas bawah.
“Rasa aman rakyat hilang seiring dengan merosotnya kewibawaan Pemerintah. Konflik antarkelompok dalam masyarakat terjadi di mana-mana dengan aneka latar belakang isu, etnik, agama, premanisme dan terorisme. Rakyat yang jengkel mulai menyerbu kantor polisi yang menjadi simbol negara dalam melindungi bangsanya.”
Yusril menilai kondisi seperti itu mengesankan negara tidak hadir. Padahal negara berkewajiban melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia. “Ketika wilayah negara diterobos oleh petugas negara lain, negara juga tidak menunjukkan ketegasan sikap. Negara seakan tak hadir melindungi tumpah darah Indonesia dan membiarkan harga dirinya terinjak-injak. Sungguh tragis nasib bangsa dan negara yang dipimpin Presiden SBY-Boediono ini,” pungkas Yusril. [nic]

Sumber : http://www.inilah.com/news/read/politik/2010/10/04/864761/inilah-unek-unek-yusril-tentang-pemerintahan-sby-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar