Laporan Keuangan Bakrie Menyisakan Misteri
Senin, 19 Juli 2010 | 08:23 WIB 
JAKARTA, KOMPAS.com - Laporan keuangan kuartal I-2010  PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) ternyata masih menyimpan sejumlah  misteri. Selain soal raibnya dana simpanan emiten ini di PT Bank Capital  Indonesia Tbk (BACA) senilai Rp 3,7 triliun, pendapatan dari anak  usahanya, yaitu PT Petromine Energy Trading (PET), diduga tidak masuk  dalam laporan keuangan BNBR.
Laporan keuangan BNBR per 31 Maret  2010 menyebutkan, PET merupakan anak usaha yang 95 persen sahamnya  dimiliki oleh PT Bakrie Petroleum International (BPI). BNBR punya 51  persen saham di di BPI.
Dalam laporannya, BNBR menyebut, BPI  sudah tidak aktif dan masih dalam tahap pengembangan. Sementara BPI  sendiri Petromine pada September 2009. Petromine disebut dalam tahap  pengembangan. Asetnya tercatat sebesar Rp 737,22 miliar.
Riset KONTAN  menemukan, Petromine berdiri sejak 2004. Bisnisnya adalah  penjualan dan distributor minyak. Petromine juga distributor solar dari  Petronas. Pasar utama Petromine di Jawa, Kalimantan, dan Sumatera.
Yang  menarik, dalam laporan keuangan PT Bumi Resources Tbk (BUMI) kuartal  I-2010, Petromine tercatat sebagai pihak ketiga yang menjadi pemasok  barang dan jasa kedua terbesar senilai 90,45 juta dollar AS. Per 31  Maret lalu, BUMI masih punya utang pada Petromine sekitar 30 juta dollar  AS. Adapun pemasok terbesarnya adalah PT Thiess Contractors Indonesia,  senilai 132,98 juta dollar AS.
Anehnya, pendapatan Petromine ini  tidak terlihat dalam struktur pendapatan BNBR. Dalam laporan kuartal  I-2010, sumber pendapatan BNBR berasal dari tiga sektor. Infrastruktur  menyumbang Rp 1,47 triliun, telekomunikasi Rp 793,85 miliar dan  perkebunan senilai Rp 552,87 miliar. Maka, total pendapatan BNBR di  kuartal I-2010 itu hanya Rp 2,82 triliun.
Adapun pendapatan  Petromine senilai 90,45 juta dollar AS atau sekitar Rp 814,05 miliar  (kurs Rp 9.000 per dollar AS) tidak dijelaskan dalam laporan itu.
Sumber  KONTAN membisikkan, pendapatan Petromine di kuartal I lalu  setara dengan 28,8 persen pendapatan BNBR. Tapi, lanjut dia, pendapatan  itu tak jelas masuk ke pos mana. Selain itu, status Petromine sebagai  pihak ketiga di laporan keuangan BUMI agak mencurigakan. Sebab, sebagai  anak perusahaan BNBR, Petromine mestinya masuk pihak terafiliasi. "Kalau  itu memang pihak terafiliasi dan porsi pendapatannya terhadap BNBR  besar, transaksi Petromine dan BUMI harusnya ikut peraturan benturan  kepentingan," katanya.
Sayang, Senior VP Corporate Affairs BNBR  Sidharta Moersjid enggan menanggapi masalah ini. Ia bilang, seluruh  informasi sudah ada di laporan keuangan. "Silakan lihat laporan keuangan  kami," tandasnya. Sementara Senior VP Investor Relations BUMI Dileep  Shrivastava juga enggan memberi penjelasan. "Tanyakan saja ke BNBR,"  katanya (14/7/2010).
Kepala Riset Bhakti Securities Edwin  Sebayang mengatakan, sudah waktunya Bapepam-LK menyelidiki beberapa  keanehan dalam laporan keuangan emiten grup Bakrie, termasuk BNBR.
 (Ade Jun Firdaus, Sofyan Nur Hidayat, Kun Wahyu Winasis/Kontan)
Sumber : http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/07/19/08231285/Laporan.Keuangan.Bakrie.Menyisakan.Misteri-5
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar