Kamis, 01 Juli 2010

haa iki Ngasem Kosong, Pasthy Ditempati Pemerintah akan Terus Mempromosikan

Ngasem Kosong, Pasthy Ditempati
Pemerintah akan Terus Mempromosikan

Jumat, 23 Apr 2010 10:35:16

JOGJA -- Sebanyak 287 pedagang dari Pasar Ngasem mulai menempati Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta (Pasthy), Kamis (22/4) kemarin. Prosesi kepindahan dilakukan dengan boyongan kirab hijrah yang dikemas menarik dengan sentuhan tradisional dan kesenian.
Para pedagang berarakan hijrah menggunakan andong, tampak raut bersemangat di wajah mereka. Sebagian pedagang pasar tradisional yang masih tinggal melepas mereka dengan lambaian dan jabat tangan. Iring-iringan kirab dilepas oleh Sekda DIY Tri Harjun Ismaji mewakili Sri Sultan Hamengku Buwono X didampingi Walikota dan jajaran Muspida.
"Seringkali terdengar selentingan, wah nanti kalau pindah dagangan tidak laku atau wah nanti ditinggalkan pelanggan. Saudara-saudara tidak perlu resah dan khawatir, marilah kita tatap lokasi baru di Pasthy secara positif," kata Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam sambutan yang dibacakan Sekda DIY, Tri Harjun Ismaji.
Sultan mengajak para pedagang agar yakin akan lebih baik di Pasthy. Sebab, pemerintah sudah memperhitungkan secara cermat prospek pasar itu, termasuk lokasi yang lebih layak dan lebih luas dibanding sebelumnya. Relokasi pasar burung tertua di Yogyakarta itu perlu dilakukan untuk penataan kawasan.
Menurut Sultan, Pasthy bisa digarap dan dikembangkan menjadi salah satu alternartif tempat wisata baru di Yogyakarta dengan keberadaan berbagai fasilitas yang sangat mendukung. Dari sisi perekonomian, prospek Pasthy juga sangat cerah.
"Dari segi lokasi Pasthy mudah dijangkau. Bahkan nantinya akan diupayakan ada trayek bus Trans Jogja yang diarahkan melewati Pasthy. Setelah relokasi, sudah menjadi komitmen pemerintah untuk terus mempromosikan Pasthy sehingga nantinya bisa menjadi ikon baru dan kebanggaan Yogyakarta," tuturnya.
Walikota Yogyakarta, Herry Zudianto, mengajak seluruh pedagang untuk bersama-sama mewujudkan semboyan "pasare resik, atine becik, rejekine apik". Pasthy akan menjadi pasar terpadu bagi para hobiis, karena di dalamnya terdapat burung, tanaman hias, dan ikan hias dalam satu kawasan.
Setelah dilepas, sluruh peserta yang berbusana tradisional Jawa gaya Yogyakarta menempuh jarak sekitar 2 km. Iring-iringan kirab terdiri dari mobil hias yang dinaiki badut satwa, enam kuda tunggang, gerobag yang ditarik sapi untuk mengangkut barang dagangan bersama punakawan, dan 50 andong. Dalam kirab juga ada atraksi kesenian berupa musik angklung dan kesenian tek-tek.
Bertindak sebagai cucuk lampah dengan mengendarai kuda yakni Kepala Dinas Pengelolaan Pasar (Dinlopas) Kota Yogyakarta Ahmad Fadli dan ketua paguyuban pedagang burung pasar ngasem. Walikota, jajaran muspida dan DPRD Kota juga turut berkirab naik andong bersama para pedagang. Rute yang dilalui dari Pasar Burung Ngasem melewati perempatan Tamansari dan Pojok Beteng Kulon menuju ke Pasthy di Jalan Bantul Km 1.
Ahmad Fadli menuturkan, jumlah pedagang yang pindah ke Pasthy sebanyak 207 pemegang Kartu Bukti Pedagang (KBP) dan pedagang non KBP atau pedagang lapak sebanyak 80 orang. Pasthy terdiri dari 3 zona yakni zona satwa, tanaman hias, dan ikan hias, yang dilengkapi dengan kuliner.
Pasar itu berdiri diatas tanah seluas 15.605 meter perseggi. Bangunan pasar seluas 5.500 m persegi terdiri dari 16 unit kios dan 37 los yang terbagi dalam 764 modul. Dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti taman, kubah burung, tempat ibadah, toilet, area parkir kendaraan, tempat bermain anak, tempat kesenian, dan arena lomba burung.
Pasthy juga dikonsep sebagai pasar yang ramah lingkungan. Dua per tiga dari keseluruhan luas tanah digunakan sebagai taman sehingga menjadi pasar dalam taman. Pengelolaan sampah dilakukan secara mandiri, tidak ada sampah yang diangkut keluar dari pasar. Sampah diolah menjadi kompos untuk dimanfaatkan di zona tanaman hias. (c16)


Sumber : http://www.bernas.co.id/news/CyberMetro/METRO/10248.htm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar