Sabtu, 29 Mei 2010

haa iki Anas Tersandera Sistem Paternalistik


HUMAS KOMPAS
Ketua Umum Partai Demokrat yang baru saja terpilih, Anas Urbaningrum (kiri), bertemu dengan Pemimpin Umum Harian Kompas Jakob Oetama di Kantor Kompas , Jakarta, Kamis (27/5).
 
PARTAI DEMOKRAT
Anas Tersandera Sistem Paternalistik
Sabtu, 29 Mei 2010 | 02:38 WIB

Jakarta, Kompas - Walau mengakui kemampuan Anas Urbaningrum yang terpilih menjadi Ketua Umum Partai Demokrat periode 2010-2015, pengamat politik asal Universitas Indonesia, Boni Hargens, memprediksi Anas akan menemui banyak kendala. Anas akan sangat kesulitan menjalankan idealismenya, apalagi untuk melakukan pembaruan.
Selain akan berhadapan dengan cara pandang lama golongan tua di partai, dengan sistem yang kental dengan paternalistik, kiprah Anas juga akan terhambat keberadaan struktur baru dalam Partai Demokrat, majelis tinggi. Majelis itu akan mereduksi peran dan fungsi ketua umum, siapa pun yang terpilih.
Hal itu dikatakan Boni, Jumat (28/5) di Jakarta. Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang memimpin majelis tinggi, memiliki kekuasaan dan kewenangan besar.
”Siapa pun ketua umum, tetap SBY sebagai penentu Partai Demokrat. Anas akan kesulitan mengimplementasikan idealismenya dalam cengkeraman patronase politik. Saya juga tak percaya Kongres II Partai Demokrat tanpa intervensi SBY. Dia (Anas) memang muda, tetapi ada dalam sistem yang kental paradigma paternalistiknya,” ujar Boni.
Sehari sebelumnya, Anas bertemu Pemimpin Umum Kompas Jakob Oetama, yang didampingi antara lain Pemimpin Redaksi Rikard Bagun. Anas mengatakan, tak seperti penilaian orang, SBY, sebagai figur sentral di Partai Demokrat, peduli pada perkembangan partai yang didirikannya itu. SBY tak hanya menjadikan Partai Demokrat sebagai kendaraan politiknya. ”Beliau amat concern mengurus Partai Demokrat. Kalau mau pragmatis, bisa saja dia meninggalkan partai setelah dua kali terpilih menjadi presiden,” ujarnya.
Menurut Anas, majelis tinggi menjadi semacam joint session antara Dewan Pembina dan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat, terutama terkait kebijakan strategis partai. Untuk kebijakan sehari-hari partai, ditangani ketua umum dan DPP.
Anas mengakui, tugas ketua umum sudah diatur jelas dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga. Keberadaan majelis tinggi justru akan membuat partai bekerja lebih baik.
Ia menambahkan, Kongres II Partai Demokrat berlangsung demokratis. SBY menghormati pilihan kader. Ini modal baik untuk Pemilu 2014. (dwa/tra)

Sumber : http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/05/29/02383735/anas.tersandera.sistem..paternalistik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar