Minggu, 16 Mei 2010

haa iki "Banyak yang Menunggu Jeng Sri Cerita"

Banyak yang Menunggu Jeng Sri Cerita
Minggu, 16 Mei 2010 | 02:52 WIB

Auditorium Gedung Direktorat Jenderal Pajak Pusat, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Jumat (14/5) malam, itu hening ketika biduan senior dan aktivis demokrasi Frangky Sahilatua mulai memtik gitar dan melantunkan lagu ”Leaving on a Jet Plane”.
Menurut Franky, lagu ini dipakai untuk sebuah cerita film yang bercerita tentang tokoh yang pergi dari bumi untuk menyelamatkan bumi itu sendiri.
Tengah lagu itu beralun dari mulut Franky, sineas dan sutradara film senior Garin Nugroho membuka dongengnya tentang kisah perjalanan seorang manusia. ”Perjalanan adalah peta baru untuk meraih dunia baru. Landasannya adalah bumi pertiwi,” ujar Garin yang disambut tepuk gemuruh ratusan pegawai Direktorat Jenderal Pajak Pusat dari tingkat rendah sampai eselon tertinggi.
Kemudian hadirin ikut melantunkan beberapa kalimat syair lagu itu. ”So kiss me and smile for me, tell me that you wait for, hold me like you never let me go.....I’m leaving on a jet plane, I don’t know when I’ll be back again, oh babe I hate to go...” (Terjemahan bebasnya kira-kira seperti ini, cium dan senyumlah untukku, katakan kau menanti, tahanlah daku seakan kau tak pernah membiarkan aku pergi, ....aku pergi dengan pesawat jet, tak tahu kapan ku kan kembali lagi, oh sayang kubenci tuk pergi).
Menteri Keuangan Sri Mulyani bersama suaminya, Tonny Sumartono, juga ikut melantunkan lirik lagu ini bersama hadirin yang sedang merayakan pesta perpisahan itu. Sri Mulyani akan terbang ke Washington untuk menduduki kursi Direktur Pelaksana Bank Dunia yang berkantor di Washington DC, Amerika Serikat.
Tampak pula mantan Menteri Keuangan dan mantan Direktur Jenderal Pajak Mar’ie Muhammad yang duduk di deretan depan.
Suasana hening dan tepuk tangan gemuruh silih berganti ketika Franky melantunkan lima lagu, ”Juni”, ”Flamboyan dalam Badai”, ”Mother How Are You Today”, ”Send Me The pillow”, dan ”Kemesraan”. Dari satu lagu ke lagu lainnya diselingi dongeng politik dari Garin yang bersuara melengking-lengking seperti lenguhan rusa di padang ilalang Mindiptana di Papua bagian selatan.
Dalam dongengnya tentang perjalanan, Garin mengatakan, ”Dalam perjalanan membuat peta baru ada goncangan, ada renungan tentang goncangan, dan ada pengasingan.”
”Banyak manusia pemimpin bangsa mengalami perjalanan dan pengasingan. Nelson Mandela sebelum menjadi pemimpin negara dan pemerintahan Afrika Selatan harus mengalami pengasingan dan perjalanan penuh goncangan,” ujar Garin yang disambut gemuruh sorak.

Sri menyanyi

Ketika lagu ”Send Me The Pillow” dilantunkan, Franky mengundang Sri Mulyani naik ke panggung. Bersama Franky dan hadirin, Sri Mulyani melantunkan lagu yang populer pada tahun 1960-an itu. Tepuk tangan tak henti-hentinya ketika Sri Mulyani melangkah naik panggung dan meninggalkan panggung.
Tatkala mendongeng untuk lagunya Maywood, ”Mother How Are You Today”, Garin mengatakan, ”Ibu adalah sabar, ridho, ikhlas, atau sri.” Hadirin bertepuk tangan berderai-derai.
Menurut dongeng Garin, mother atau ibu banyak dikaitkan dalam berbagai kiasan kata ibu pertiwi dan sejarah bangsa manusia yang mengharapkan munculnya ratu adil. ”Walaupun seorang ibu harus pergi, akan tetapi ia tetap melindungi rumah dan anak-anaknya. Kepergian ibu dari rumahnya adalah suatu keprihatinan. Keprihatinan itu pada nasib rumah, pada krisis yang ada,” kata Garin.
Suatu yang menyedihkan, lanjut Garin, bila keprihatinan itu hanya terarah pada kekuasaan atau keuntungan materi.
Dua kali ini Sri Mulyani tampil di panggung pagelaran dongeng politik bersama Garin dan Franky. Yang pertama terjadi di Bintaro, 29 Mei 2010, beberapa hari sebelum berita mundurnya Sri Mulyani dari kabinet pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono-Wakil Presiden Boediono. Ketika itu Franky dan Garin sebagai pihak pengundang Sri Mulyani dan hadirin.
Penampilan Franky dan Garin di Bintaro yang diselingi dengan tampilnya Sri Mulyani, antara lain, dihadiri pengusaha Arifin Panigoro, mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Erry Riyana Hardjapamekas, artis film senior Widyawati, Dominica Hayuningsih (Bank Mandiri), dan Patric Utomo Adi (penduduk Bintaro).
Dalam acara di Direktorat Pajak, Jumat malam itu, Franky dan Garin sebagai tamu yang diundang oleh panitia lembaga tersebut. ”Kami memilih Franky dan Garin untuk mengisi acara perpisahan ini karena Ibu Sri Mulyani tampaknya senang sekali dengan penampilan kedua seniman itu,” ujar Farida RM, wanita asal Bandung atau Sunda asli yang menata acara perpisahan dengan Sri Mulyani itu, Sabtu (15/5) malam.

Tetes air mata

”Ketika Pak Franky menyanyikan lagu ’Mother How Are You Today’ dan ’Flamboyan dalam Badai’, banyak para ibu yang hadir meneteskan air mata. Bahkan, Ibu Sri Mulyani pun tampak menyeka air mata dengan tisu. Pokoknya merinding sekali saya menyaksikan acara ini,” demikian kata Farida.
Franky dan Garin masih akan muncul lagi dalam serentetan acara yang diselenggarakan sejumlah kelompok untuk pelepasan Sri Mulyani terbang ke Washington.
Sri Mulyani juga berkomentar tentang acara di Direktorat Jenderal Pajak ini. ”Surprise Mas Garin dan Mas Franky hadir di perpisahan dengan teman-teman pajak. Dalam acara ini saya diingatkan tentang kata-kata yang saya sering ucapkan kepada teman-teman, jangan pernah putus asa mencintai negeri kita sendiri,” ujar Sri Mulyani.
Siti Fatima atau Imma dari Asembaris, Tebet, salah seorang asisten Garin dan Franky, juga punya komentar, ”Lebih baik menawan lagi, bila Bu Sri Mulyani ikut bercerita sedikit, cerita apa saja. Banyak orang menunggu cerita itu.” (j Osdar)

Sumber : http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/05/16/02524465/banyak.yang.menunggu..jeng.sri.cerita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar