Kamis, 20 Mei 2010

haa iki masih curhate mbak Ani

20/05/2010 - 07:43
Kapan Sri Mulyani Buka-bukaan?
R Ferdian Andi R
Sri Mulyani
(inilah.com/Agung Rajasa)
 
INILAH.COM, Jakarta - Curahan hati (curhat) Sri Mulyani berbalut kuliah umum sebenarnya biasa saja. Namun isu politik yang dilontarkan nyaris tak pernah dibicarakan Sri Mulyani selama menjadi pejabat publik. Kapan Sri Mulyani lebih terbuka?
Pernyataan yang bisa disebut agak sensitif dilontarkan calon Direktur Pelaksana Bank Dunia itu dalam kuliah umum bertajuk ‘Kebijakan Publik dan Etika Publik" di Hotel Ritz Carlton, Pacific Place, Jakarta, Selasa (18/5) malam. Salah satunya, Sri Mulyani menyebut dirinya sebagai pembantu laki-laki.
Pernyataan ini menimpali pernyataan Rocky Gerung yang punya gawe acara tersebut. Pernyataan Sri Mulyani itu mendapat aplaus meriah dari audiens. Publik bersepakat, yang dimaksud laki-laki oleh Sri Mulyani tak lain Presiden SBY.
Di bagian lain curhat Sri Mulyani, ia menyinggung soal pejabat yang memiliki latar belakang pengusaha. Menurut dia, pejabat yang memiliki latarbelakang pengusaha mengaku menanggalkan usahanya, namun keluarganya masih menjalankan bisnisnya.
Menurut dia, praktik tersebut tak ubahnya seperti di era orde baru, namun saat ini berbeda kemasan. “Kelihatannya demokrasi, kelihatannya melalui proses check and balance, tapi di dalam dirinya, unsur konflik kepentingan dan tanpa etika begitu kental,” ujarnya.
Sri Mulyani juga menyinggung soal praktik kartel politik. Meski dirnya tidak menyebut kartel tapi dengan istilah perkawinan satu jenis kelamin. Dia beralasan, perkawinan satu jenis kelamin karena ketua umum partai politik kebanyakan berjenis kelamin pria. “Hampir semua ketua partai politik laki, kecuali satu,” ujarnya.
Mengomentari pernyataan Sri Mulyani, sejumlah politisi parlemen beragam meresponnya. Seperti pernyataan Ketua DPP Partai Golkar Priyo Budi Santoso menegaskan dirinya memaklumi pernyataan yang disampaikan Sri Mulyani. Bahkan Priyo menilai tidak ada yang istimewa dari pidato Sri Mulyani.
“Dalam perspektif kami, peristiwa politik semacam ini biasa dalam demokrasi, bukan kiamat. Itu biasa terjadi pada tokoh manapun. Itu biasa dalam ranah politik,” cetusnya ditemui di Gedung DPR seusai memimpin Rapat Tim Pengawas DPR, Rabu (19/5).
Sementara Sekjen DPP PDIP Tjahjo Kumolo menegaskan lebih baik Sri Mulyani membuka saja terkait konstelasi politik yang berhubungan dengan menganggu program pemerintah.
Menurut dia, cukup ironi kalau pembantu Presiden merasa terganggu dalam pengambilan keputusan politik yang dipengaruhi oleh kepentingan politik lain. “Menarik disimak pernyaaan Ibu Sri Mulyani yang sudah mundur sebagai pembantu presiden baru menyatakan setidaknya ada yang mempengaruhinya selama ini,” tegasnya.
Lain lagi dengan Ketua DPP Partai Demokrat Muhammad Ja’far Hafsah. Ia menilai, pidato Sri Mulyani hanyalah curhat biasa saja. Ia menilai, apa yang disampaikan Sri Mulyani menunjukkan sosok yang profesional dalam bekerja. “Itu pernyataan curhat,” ujarnya.
Ditanya tentang pernyataan sebelumnya Sri Mulyani terkait dengan pemimpin yang tidak melindungi anak buahnya, Ja’far Hafsah menegaskan, dalam persoalan hukum tidak mungkin presiden melakukan intervensi. “Memang Presiden SBY tidak bisa membantu untuk melakukan intervensi hukum,” jelasnya.
Pengamat politik Universitas Indonesia (UI) Arbi Sanit menilai pernyataan Sri Mulyani lebih dilandasai dorongan kebebasan ekspresi sebagai seorang intelektual. Arbi menilai, perkawinan politik yang dimaksud Sri Mulyani tak lain adalah bersatunya Aburizal Bakrie dengan SBY.
“Itu yang dimaksud SBY dan Ical. Jelas, SBY tidak mau diganggu lima tahun ke depan, makanya menjadikan Ical sebagai Ketua Harian Setgab,” jelasnya ditemui di Gedung DPD RI, Rabu (19/5).
Arbi menilai, pada saatnya nanti Sri Mulyani akan melakukan buka-bukaan terkait pernyataan yang disampaikannya Selasa (18/5) malam. Karena bagi Arbi, Sri Mulyani berpeluang menjadi calon presiden pada Pemilu 2014 mendatang. “Pada Pemilu 2014 yang berpeluang menjadi presiden ada dua orang yaitu Ical dan Sri Mulyani,” ujarnya. [mdr]

Sumber : http://inilah.com/news/read/politik/2010/05/20/543901/kapan-sri-mulyani-buka-bukaan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar