KULINER
Sensasi Bakso Cak Man
Jumat (7/5), sinar matahari terasa terik membakar Kota Palembang. Di salah satu sudut ruko di kawasan Kampus, puluhan penggemar bakso tampak duduk menikmati semangkuk bakso maupun menunggu pesanan dari pramusaji.
Bakso Kota Cak Man merupakan rumah makan dengan menu utama bakso yang dikembangkan berdasarkan sistem waralaba. Di Kota Palembang, ada dua lokasi rumah makan bakso Cak Man. Satu tempat berada di ruko Kampus dan lainnya berada di Jalan Basuki Rahmat, tepatnya di depan Mal Palembang Trade Centre.
Menurut Abdul Rachman, pemilik rumah makan waralaba ini, dia memulai usaha bakso sebagai pedagang keliling sekitar tahun 1990. Sebagai pedagang keliling, Abdul Rachman tergolong sukses, terlihat dari dagangannya yang selalu habis.
”Sedikit demi sedikit, keuntungan dari berjualan bakso ini saya tabung untuk membeli ruko. Lalu sekitar tahun 2000, saya berhenti berjualan bakso secara keliling dan melanjutkan usaha berjualan bakso di rumah makan,” katanya.
Sekitar tahun 2004, Abdul Rachman memulai usaha waralaba. Selang tiga tahun, ternyata respons masyarakat terhadap usaha waralaba ini meluas. Selain di Kota Palembang, rumah makan waralabanya tersebar di sejumlah kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Semarang, Medan, dan Batam.
Salah satu kelebihan bakso Cak Man adalah keragaman menu bakso. Selain itu, pembeli juga bisa membeli bakso dengan sistem prasmanan.
Menurut Indrastuti (30), salah satu pembeli, harga menu bakso di rumah makan Cak Man ini tidak tergolong mahal, atau Rp 2.000 per butir. Bagi Indrastuti, salah satu hal yang membuat ketagihan adalah kelezatan daging bakso.
”Sebagai penggemar bakso, rasa daging sapinya sungguh terasa dan membuat lidah menjadi ingin terus mencicipi. Sudah dua tahun ini saya rutin mampir ke rumah makan bakso Cak Man di kawasan Kampus karena cocok dengan cita rasa yang ditawarkan,” katanya.
Menurut Nora (43), ibu rumah tangga asal Kelurahan Lorok Pakjo, dia merupakan penggemar berat bakso Cak Man. Salah satu hal yang membuatnya tertarik adalah penulisan moto di dinding rumah makan yang berbunyi ”Bakso Dibuat Hari Ini dan Dijual Hari Ini Pula”.
Dia menjelaskan, tidak semua pemilik rumah makan dengan menu bakso di Kota Palembang berani memasang moto seperti halnya pengelola bakso Cak Man. Nora sempat mengamati ada beberapa rumah makan yang terbukti masih menjual produk hari kemarin.
”Sebenarnya, pola menjual menu bakso yang dibuat hari kemarin inilah yang membuat citra rumah makan tersebut jatuh. Jika mau meniru bakso Cak Man, mungkin citra sekaligus cita rasa bisa terjaga. Saya tahu hal ini karena saya pribadi mantan penjual bakso,” katanya.
Bagi Anda penggemar bakso yang belum pernah mencicipi bakso Cak Man, ada baiknya tidak hanya mencoba bakso konvensional atau bakso bulat saja. Di rumah makan Cak Man terdapat variasi menu olahan bakso yang juga dijual Rp 2.000 per butir, mulai dari bakso tahu, bakso pangsit, bakso urat, bakso telur, bakso cacah daging, dan bakso kerupuk.
Namun, bagi Anda yang berkolesterol tinggi sebaiknya berhati-hati. Jangan makan berlebihan karena berpotensi menaikkan kadar kolesterol, mengingat menu terbuat dari daging dan jeroan sapi yang diolah dalam berbagai bentuk.
Abdul Rachman belum puas dengan apa yang dicapainya. Dia masih bercita-cita melebarkan sayap waralaba hingga ke luar negeri.
Sumber : http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/05/08/04384124/sensasi.bakso.cak.man
Tidak ada komentar:
Posting Komentar