Kamis, 24 Juni 2010

haa iki Burger Daging Singa, Kenapa Tidak?

SERBA-SERBI PIALA DUNIA
Burger Daging Singa, Kenapa Tidak?
Kamis, 24 Juni 2010 | 05:10 WIB

Demam Piala Dunia diekspresikan melalui cara yang berbeda oleh berbagai kalangan. Penonton pertandingan di Afrika Selatan membunyikan vuvuzela dan memakai makarapa di kepalanya. Sementara industri pariwisata dan berburu di alam liar di sana juga berharap bisa meraup untung dari Piala Dunia.
Di belahan dunia lain, penghormatan terhadap perhelatan akbar empat tahunan sepak bola dilakukan dengan cara unik sekaligus kontroversial. Restoran Il Vinaio yang berada di tengah kota Mesa, Arizona, menawarkan burger daging singa dalam menunya sebagai bentuk perayaan Piala Dunia untuk pertama kalinya di benua hitam.
Burger daging singa seharga 21 dollar AS itu disajikan dengan keripik pedas dan jagung bakar. ”Kami pikir karena Piala Dunia diadakan di Afrika Selatan, mengapa tidak menyajikan burger daging singa, terutama bagi mereka yang senang berpetualang mencicipi berbagai jenis makanan,” tutur Cameron Selogi, pemilik restoran.
Setelah mengumumkan menu barunya itu, Selogi menerima ancaman bom dan 250 surat elektronik dari aktivis penyayang binatang. Mereka memprotes keras tindakan Selogi.
Selogi menjelaskan, daging singa yang dipakainya didapat dari peternakan singa yang legal di Illinois dan berada di bawah pengawasan Departemen Pertanian Amerika Serikat. Jadi apa yang dilakukan Selogi tidak mengancam keberadaan kucing besar yang semakin menyusut populasinya itu.
Setelah penjelasan legalitas daging singa oleh Selogi itu, protes dari masyarakat pun mereda.
Sebenarnya, menu daging singa di Il Vinaio bukanlah yang pertama di negeri Paman Sam.
Pada April 2010 Flamming Grill, sebuah restoran di Sacramento, juga menyajikan burger dengan sisipan daging campuran dari daging singa dan antelop. Hingga saat ini pun mereka masih menyajikan menu itu meski untuk sementara tengah kekurangan bahan.
Sang pemilik restoran, Fernando Silva, mengatakan, karena banyak yang menanyakan legalitas daging singa dalam burger yang ditawarkan, dirinya memanggil petugas pemerintah untuk memeriksa. Hasil pemeriksaan, restoran tidak melakukan pelanggaran apa pun karena semua hal yang dilakukannya legal.
Bahkan, tidak hanya daging singa dan antelop, Flamming Grill juga menawarkan menu makanan daging buaya, yak, llama, dan kanguru.
Seorang pengunjung restoran itu, Jacquie Brown, mengaku terkejut dan ngeri ketika tahu restoran tempat ia makan menyajikan burger daging singa dan antelop. ”Mengerikan mendengarnya, hewan-hewan itu makhluk yang lucu,” katanya.
Di Afrika Selatan, singa merupakan satu di antara lima satwa terkenal, selain gajah, badak, macan tutul, dan kerbau. Padang rumput dan lahan bersemak di Taman Nasional Kruger dan Hluhluwe Umfolozi masih menjadi rumah bagi sebagian besar hewan-hewan itu.
Sementara si kucing besar makin tersisih terutama oleh aktivitas manusia. Itulah sebabnya, para penyayang binatang akan bereaksi keras jika ada yang mengeksploitasi binatang tersebut. Namun, bagi yang suka berpetualang mencicipi aneka ragam makanan, burger daging singa makanan baru yang bisa dicoba. Berani? (REUTERS/ADH)

Sumber : http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/06/24/05100599/burger.daging.singa.kenapa.tidak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar