Jumat, 25 Juni 2010

haa iki Udara Sejuk Mengiringi Perjalanan Pesepeda


KOMPAS/HERU SRI KUMORO
Tim Jelajah Sepeda Surabaya-Jakarta HUT Ke-45 Kompas melewati tanjakan di Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Kamis (24/6). Pada etape kedua dengan rute Malang-Trenggalek ini peserta menempuh jarak sejauh 155 kilometer.

Udara Sejuk Mengiringi Perjalanan Pesepeda
Jumat, 25 Juni 2010 | 05:07 WIB

Trenggalek, Kompas - Jarak tempuh Malang-Trenggalek Jawa Timur sejauh 155 kilometer merupakan etape terpanjang yang ditempuh Tim Jelajah Sepeda Surabaya-Jakarta. Etape tersebut berhasil diselesaikan tim pada hari kedua, Kamis (24/6) kemarin.
Etape tersebut dilalui oleh rombongan pesepeda dengan sukacita. Hal ini, antara lain, karena kondisi udara yang bersahabat selama perjalanan yang ditempuh sekitar delapan jam tersebut.
Sebenarnya, pada pagi hari kemarin, awan sudah menggayut, bahkan, air hujan sudah sedikit membasahi Kota Malang. Namun, menjelang keberangkatan tim, rintik hujan berhenti.
Sebelum istirahat makan, rombongan sempat istirahat sebentar di Waduk Karangkates, Kabupaten Malang. Perjalanan kemudian dilanjutkan ke Blitar, Tulungagung, dan berakhir di Trenggalek.
Kondisi jalan sepanjang Malang hingga Blitar naik-turun dan relatif sempit. ”Kontur jalan yang naik turun (rolling) seperti ini baik untuk daya tahan (endurance) pesepeda,” ujar Marta Mufreni, Road Captain (RC) Tim Jelajah Sepeda Surabaya-Jakarta.
Jalan yang naik-turun, terutama antara Malang dan Blitar. Selanjutnya dari Blitar menuju Tulungagung dan Trenggalek, jalan yang dilalui relatif datar dan arus kendaraan tidak terlalu padat, seperti rute Surabaya-Malang pada etape pertama.
Jarak tempuh Malang-Trenggalek merupakan rute terpanjang di antara etape lain yang akan dilalui Tim Jelajah Sepeda Surabaya-Jakarta sehingga begitu sampai di Trenggalek, di antara sesama pesepeda saling bersalaman satu sama lain seolah-olah mereka sudah sampai di tujuan akhir di Jakarta.

Rasa senasib

Sebelum rombongan dilepas, Wali Kota Malang Peni Suparto mengatakan, melalui kegiatan sepeda bisa dijalin rasa senasib dan sepenanggungan selama di perjalanan di antara para pesepeda. Sikap tersebut adalah contoh yang baik untuk membangun rasa kesatuan dan persatuan bangsa.
”Kegiatan jelajah sepeda ini sekaligus sebagai kampanye hidup sehat dan mendukung pentingnya anti-pemanasan global. Bersepeda adalah salah satu cara untuk hidup sehat dengan hemat,” kata Peni.
Pada kesempatan itu, Wali Kota Malang membubuhkan tanda tangan pada prasasti di velg sepeda, seperti yang dilakukan Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf ketika melepas rombongan tim jelajah di Surabaya sehari sebelumnya yang, antara lain, juga disaksikan Wakil Pemimpin Redaksi Kompas Trias Kuncahyono.
Pada Jumat ini, rombongan akan melanjutkan perjalanan dari Trenggalek menuju Pacitan melalui Dongko, Munjungan, Panggul, dan Ngadirejo. Menurut Marta Mufreni, sebagian tanjakan yang akan dilintasi di etape ini ketinggiannya sekitar 1.500 di atas permukaan laut.
Kamis malam, pesepeda juga dihibur oleh organ tunggal dengan sajian musik dangdut. Namun, sebagian besar pesepeda umumnya memilih langsung istirahat agar hari ini bisa melanjutkan perjalanan ke Pacitan dengan lancar. Kegiatan tim jelajah sepeda yang dijadwalkan tiba di Jakarta 4 Juli 2010 ini merupakan rangkaian dari hari ulang tahun ke-45 Kompas dan HUT ke-64 Kepolisian Negara Republik Indonesia. (GUN/APO)

Sumber : http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/06/25/05072397/.etape.terpanjang.diselesaikan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar