Sabtu, 12 Juni 2010

haa iki Rujak Pedas itu Candu!

Rujak Pedas itu Candu!
Buah-buahan segar itu diguyur sambal rujak yang coklat berkilat dan memancing air liur.

Sabtu, 12/6/2010 | 17:29 WIB
KOMPAS.com - Apakah pedas bikin kapok? Tentu saja tidak. Simak saja pendapat Anna (25). Setelah puas berbelanja di ITC Mangga Dua, Anna menyeret suaminya dan kakaknya, Arie (46), mampir ke Rujak Kolam Medan di Blok D, Lantai 3, ITC Mangga Dua. Setelah sepiring rujak buah pesanannya yang bergelimang saus sambal kecoklatan mendarat di mejanya, Anna langsung lahap menikmati. Suami dan kakaknya pun turut serta.

Itu hari ketiga berturut-turut Anna melahap rujak di tempat tersebut. "Selagi di sini. Besok saya pulang ke Bali," ujar Anna.

Rujak Kolam tersaji di atas piring dari anyaman rotan berlapis kertas minyak dan daun pisang. Seporsi rujak ada sedikitnya sembilan macam buah-buahan segar. Mulai dari jeruk bali madu, belimbing, ubi merah mengkal, pepaya mengkal, nanas palembang, jambu cincalo merah, kedondong, mangga indramayu, jambu demak, mentimun, hingga jambu bangkok.

Buah-buahan segar itu diguyur sambal rujak yang coklat berkilat dan memancing air liur. Muhammad Jihad (34) menuturkan, bahan dasar sambal Rujak Kolam berbahan baku gula aren murni, terasi medan, dan asam jawa. Cabai rawit merah ulek dicampur belakangan sesuai tingkat kepedasan pesanan pelanggan.

Jihad mengatakan, gula aren untuk sambal rujak itu berasal dari masyarakat Badui (Dalam) di Banten. Menurut dia, gula aren olahan masyarakat Badui murni tanpa campuran. Sementara gula aren lain yang sering ditemui Jihad di pasaran kerap dicampur gula tebu atau tepung. Sementara, buah-buahan segar sebagian dipasok dari kebun buah milik Jihad di daerah Karawang, Jawa Barat.

Ketika pelanggan memesan campuran buah-buahan, baru sambal diolah seluruhnya. Pertama, cabai rawit merah diulek halus. Untuk pesanan pedas, ada tujuh cabai rawit merah. Sementara tingkat pedas sedang tiga cabai rawit.

Setelah cabai halus, baru dicampur dengan gula aren kental plus terasi sejumput. Kemudian ditambahkan irisan kasar pisang batu atau pisang kelutuk. Sambal diulek lagi hingga pisang batu tergerus kasar. Kadang, jika pelanggan menghendaki, sambal ditambah belimbing wuluh atau lobi-lobi nan asam segar.

Terakhir, ditambah dua sendok kacang tanah goreng yang lalu digerus kasar. Alhasil, sebagian kacang masih utuh. Setelah itu, sambal bercampur kacang tanah itu dikucurkan di atas irisan-irisan buah segar. Hm....

Sebaiknya supaya lidah tidak terlalu kaget, nikmati rujak dengan memakan lebih dulu buah mengkal, seperti pepaya muda dan ubi. Terakhir, baru buah-buahan yang cenderung sejuk di lidah, seperti bengkuang, jambu cincalo, dan jeruk bali.

Jadi, pada akhir proses menikmati rujak, lidah dibikin cukup sejuk untuk memupus sisa-sisa pedas yang membakar. Beragam buah-buahan segar, sambal yang pedas manis, bercampur rasa sepat samar-samar dari pisang batu membuat Rujak Kolam sulit dilupakan.

(Sarie Febriane/Agnes Rita Sulistyawaty)

Sumber : http://female.kompas.com/read/xml/2010/06/12/17290360/Rujak.Pedas.itu.Candu-3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar