Selasa, 29 Juni 2010

haa iki Tanpa "Total Football", Belanda Melaju

Tanpa "Total Football", Belanda Melaju
Selasa, 29 Juni 2010 | 05:24 WIB

Durban, Senin - Belanda mengesampingkan gaya permainan total football saat mengatasi Slowakia, 2-1, dalam laga 16 besar di Stadion Moses Mabhida, Durban, Senin (28/6). Arjen Robben yang baru pertama kali menjadi starter di Afrika Selatan membawa tim ”Oranye” unggul menit ke-18 dan Wesley Sneijder memastikan laju Belanda ke perempat final lewat gol enam menit menjelang pertandingan berakhir.
Slowakia membalas lewat penalti Robert Vittek pada injury time setelah Martin Jakubko dijatuhkan kiper Maarten Stekelenburg, tetapi sudah terlambat bagi Slowakia karena gol itu adalah tendangan terakhir pada laga itu.
Belanda akan ditantang pemenang pertandingan antara Brasil dan Cile yang hingga berita ini diturunkan tengah berlaga. Pelatih Belanda Bert van Marwijk berjudi dengan menurunkan Robben sebagai starter setelah Rafael van der Vaart cedera.
Keputusan Van Marwijk terbayar lunas dengan gol Robben yang memanfaatkan umpan terobosan dari pengatur serangan, Wesley Sneijder. Seperti telah diduga, para pencinta gaya total football tidak terpuaskan oleh permainan Belanda yang memilih bermain pragmatis, lambat, dan lebih banyak mengolah bola di lini tengah.
Tidak terlihat agresivitas permainan yang membuat penonton terpesona. Sejak menangani skuad Belanda, Van Marwijk memang menginginkan agar pasukannya menjadi mesin yang efektif menggilas lawan dibanding hanya menjadi penghibur. Mereka memainkan sepak bola yang efektif di babak penyisihan, menundukkan Denmark 2-0, susah payah menembus gawang Jepang dengan skor 1-0, dan menundukkan Kamerun 2-1.
Gaya itu mendapat kritikan dari legenda Belanda, Johan Cruyff, yang menginginkan agar Belanda tidak hanya mementingkan hasil akhir. Ke mana perginya agresivitas Belanda?
Cruyff menilai tradisi sepak bola Belanda yang agresif menyerang telah diambil alih Cile di Afrika Selatan. Opini sang legenda itu dimuat harian De Telegraaf. ”Di akhir turnamen yang diikuti 32 tim, hanya akan ada satu juara. Jadi, di saat peluang merebut juara sangat tipis, kesempatan menghibur para suporter ada di tangan. Sayangnya, Cile yang mengambil kesempatan tersebut,” ujar Cruyff.
Kolom Cruyff itu bisa dimaknai sebagai sindiran bagi pasukan Belanda untuk kembali bermain agresif. Menang dengan membawa karakter dan tradisi total football tentu sangat membanggakan. Namun, Van Marwijk tidak mengindahkannya dan pasukannya menang ala kadarnya atas Slowakia.

Sejarah

Slowakia sendiri mengukir sejarah dengan hanya masuk ke babak 16 besar dalam penampilan perdananya di Piala Dunia. Mereka membuat kejutan besar setelah mengalahkan dan menyingkirkan juara bertahan Italia dengan skor 3-2. Tim debutan ini pun menyandang sebutan pembunuh raksasa.
Mengalahkan tim sekelas Italia merupakan pencapaian besar bagi negara yang sebelumnya tidak terbaca di peta bola dunia itu. ”Tidak seorang pun mengharapkan kemenangan atas Italia. Ini hasil yang bersejarah,” ujar kapten Slowakia, Marek Hamsik.
Tren positif itulah yang ingin dijaga oleh pelatih dan para pemain Slowakia saat menghadapi Belanda. Menghadapi Belanda, mereka sempat mendapat beberapa peluang di awal pertandingan. Akan tetapi, tim Oranye mulai menguasai laga dan menciptakan dua gol penentu.
Pada babak kedua, Belanda tetap menguasai laga, tetapi tampak cukup puas dengan satu gol yang mereka cetak. Permainan lambat Belanda hampir menjadi bumerang. Slowakia mendapat peluang emas melalui Vittek menit ke-67 untuk menyamakan kedudukan, tetapi tendangannya ditepis Stekelenburg. Efektivitas Belanda terlihat saat tercipta gol kedua. Dirk Kuyt memanfaatkan kesalahan lini belakang Slowakia sebelum memberi umpan kepada Sneijder mencetak gol. Penalti Vittek mempertipis ketinggalan, tetapi tidak ada waktu lagi bagi Slowakia untuk mengatasi ketinggalan. (ang/ray)

Sumber : http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/06/29/05245453/tanpa.total.football.belanda.melaju

Tidak ada komentar:

Posting Komentar