Jumat, 11 Juni 2010

haa iki Bertarung secara Bermartabat


FOTO-FOTO: SONY PICTURES ENTERTAINMENT/JASIN BOLAND

Bertarung secara Bermartabat
Jumat, 11 Juni 2010 | 03:40 WIB

The Karate Kid Kungfu tidak untuk menyakiti, tetapi untuk membela diri, untuk perdamaian. Pesan itu ditujukan kepada seorang siswa yang ingin belajar kungfu dalam film ”The Karate Kid”.
Tokoh siswa bernama Dre Parker itu dibintangi Jade Smith, aktor remaja usia 11 tahun, anak aktor Will Smith. Pesan itu diucapkan Pak Han, guru kungfu yang diperankan aktor laga Jackie Chan (56).
Judul film ini memang mengingatkan kita pada film The Karate Kid bikinan tahun 1984 yang dibintangi aktor Ralph Macchio—yang saat itu masih remaja—dan aktor senior berdarah Jepang, Pat Morita.
Film arahan sutradara John G Avildsen tersebut digemari penonton. Maka, dibuatlah sekuelnya, yaitu The Karate Kid, Part II (1986), The Karate Kid, Part III (1989) dan The Next Karate Kid (1994).
Nah, The Karate Kid versi Jade Smith dan Jackie Chan ini tak ada kaitannya dengan The Karate Kid yang pernah dibuat sebelumnya. Bahkan, yang ditampilkan dalam The Karate Kid paling anyar ini bukan bela diri karate, melainkan kungfu. Itu sebab kekeliruan Nyonya Parker, ibu dari Dre, yang menyamaratakan semua bela diri dari Timur sebagai karate.

Jalan-jalan ke China

Ceritanya, Dre harus mengikuti ibunya yang berpindah tempat kerja dari Detroit, Amerika Serikat, ke Beijing, China. Di sekolah barunya, Dre menjadi korban bulllying alias suka dikeroyok teman-temannya yang membentuk semacam geng.
Mereka adalah anak didik perguruan bela diri yang mengajarkan pesertanya untuk tidak mengampuni lawan, termasuk boleh menyakiti lawan yang lemah dan tak berdaya.
Dre menjadi sasaran amarah geng nakal itu gara-gara dia membela Meiying (Wenwen Han), teman cewek yang jago bermain biola. Suatu kali ia dihajar anak-anak geng itu. Dre ditolong oleh Pak Han, teknisi di apartemen tempat Dre tinggal. Rupanya Pak Han itu seorang Master kungfu. Dre pun meminta Pak Han mengajarinya kungfu.
Han bersedia dengan satu syarat, kungfu itu tidak dipergunakan Dre untuk membalas dendam kepada teman-teman yang telah menyakitinya. Keterampilan bela diri tidak untuk dibuktikan di jalanan dengan cara keroyokan, tetapi bertarung secara jantan dalam forum turnamen.
Dre berlatih keras dengan metode latihan yang awalnya amat menjengkelkan. Misalnya, dia harus melepas, membuang, dan meletakkan jaket beribu-ribu kali. Ia putus asa dengan cara latihan yang diterapkan sang guru. Namun, rupanya latihan itu mengandung filosofi gerak.
Hari turnamen pun datang. Dre berhadapan dengan mereka yang pernah mengeroyoknya. Siapa menjadi pemenang, tentunya enggak seru kalau diceritakan di sini. Namun, ada pesan dari sang guru: Menang atau kalah itu tidak penting. Lebih baik kamu bertarung secara sportif, jantan, dan bermartabat.
The Karate Kid mengajak kita berjalan-jalan ke Beijing, termasuk ke Tembok Besar China, di mana Dre ditempa keras berlatih
kungfu. Kita juga diajak masuk ke Kota Terlarang. Ini adalah istana yang dibangun tahun 1401 dan ditempati Dinasti Ming hingga Dinasti Qing. (Frans Sartono)

Sumber : http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/06/11/03400969/bertarung.secara.bermartabat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar