Rabu, 02 Juni 2010

haa iki Perdana Menteri Netanyahu Batal Bertemu Obama


AFP/LOUISA GOULIAMAKI
Polisi Yunani menyeret seorang pemrotes dalam sebuah aksi demonstrasi pro-Palestina di luar Kedutaan Israel di Athena, Yunani, Senin (31/5). Aksi protes berkecamuk di berbagai penjuru dunia, menyusul aksi brutal pasukan komando Israel menyerbu kapal kebebasan yang membawa para aktivis yang berniat menuju ke Gaza.
 
Publik Israel Pun Berang
Perdana Menteri Netanyahu Batal Bertemu Obama
Rabu, 2 Juni 2010 | 04:01 WIB

Kairo, Kompas - Kecaman dan tekanan terhadap Pemerintah Israel dari berbagai negara dan lembaga di seluruh dunia tidak berhenti. Publik dalam negeri Israel pun mengecam pemerintahnya dan menuntut Menteri Pertahanan Ehud Barak mengundurkan diri sebagai pertanggungjawaban.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu batal bertemu Presiden AS Barack Obama karena insiden penyerbuan pasukan komando Israel atas konvoi kapal pengangkut bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. Pertemuan sedianya dilakukan kemarin.
Dalam telepon kepada Netanyahu, Obama menyesalkan hilangnya nyawa dalam penyergapan tersebut. Obama juga mendesak Netanyahu agar segera menyelidiki insiden itu.
Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan, Selasa (1/6), menyerukan agar Israel dihukum setelah menyerang kapal Turki yang mengangkut bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. Menurut Erdogan, hubungan kedua negara—semula sekutu dekat—tidak akan pernah sama lagi.
Turki berang atas tewasnya 10 orang dalam penyergapan itu, sebagian besar warga Turki. ”Kelakuan Israel harus dihukum. Sudah saatnya bagi komunitas internasional untuk berkata cukup,” kata Erdogan.
Kemarin Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menyerukan agar PM Israel dan Menhan Israel diajukan ke pengadilan. Rusia dan Uni Eropa kemarin juga menuntut penyelidikan penuh dan independen atas serbuan pasukan komando Israel tersebut. Tak ketinggalan China turut mengecam serangan pasukan komando Israel terhadap kapal pembawa bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Gerakan damai Israel, Selasa, berunjuk rasa di depan Kementerian Pertahanan Israel di Tel Aviv. Mereka menuntut Menhan Ehud Barak mundur. Media Israel edisi Selasa menyebut serangan pasukan komando Israel terhadap konvoi kapal kebebasan sebagai kegagalan besar, baik perencanaan maupun pelaksanaannya.
”Keterangan pers dari menteri dan petinggi militer tentang alasan menggunakan kekerasan hanya bisa dipercaya sebagian kalangan Israel sendiri. Akan tetapi, tidak seorang pun di dunia ini yang percaya keterangan versi Israel itu,” tulis harian Haaretz.
Analis politik harian Haaretz, Aluff Ben, mengatakan, seandainya pun alasan Israel menggunakan jalan kekerasan itu benar, operasi pasukan komando itu tetap gagal total. Operasi itu tidak mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu menguasai konvoi kapal kebebasan tanpa pertumpahan darah dan tidak menuai kecaman internasional.
Pertanyaan besar yang belum terjawab adalah seberapa jauh Israel bisa meneruskan blokade atas Gaza setelah kecaman dari para sekutunya. Juga pertanyaan bagaimana intelijen Israel salah menilai situasi lalu mengerahkan marinir ke atas kapal Turki dan merasa perlu melepaskan tembakan.(ap/afp/reuters/fro/mth)

Sumber : http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/06/02/04010819/.publik.israel.pun.berang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar